Menghapus Virus di Pikiran
24/10/2012 | 08 Dhul-Hijjah 1433 H | Hits: 950
Oleh: Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi. MSc.
dakwatuna.com - Banyak
yang bertanya, kok saya kelihatan santai saja, seperti tanpa beban.
Padahal beban kerja luar biasanya banyaknya. Masalah yang muncul hampir
tak berhenti dari menit ke menit, datang silih berganti.
Masalah
pekerjaan, masalah kampung, masalah organisasi, masalah keluarga,
masalah terus… seperti tak habis-habis terus berdatangan yang harus
dihadapi sejak fajar mulai menyingsing hingga larut tengah malam
menjelang mata terlelap.
Jawabannya sederhana saja, yaitu pemaaf
dan ikhlas. Jika ada masalah, diselesaikan dengan baik sampai tuntas
secepatnya, jangan ditunda-tunda. Jika ada yang berbuat salah, segera
maafkan dan jika berbuat salah segera minta maaf. Jika ada yang berbuat
jahat terhadap kita, jangan balas dengan kejahatan. Karena jika hal itu
kita lakukan, maka sama saja jahatnya kita dengan mereka. Biarlah Allah
yang menunjukkan jalan yang terbaik.
Tentu akan timbul pertanyaan,
bagaimana jika ada di antara masalah yang dihadapi tersebut tidak bisa
diselesaikan dan menemui jalan buntu? Jawabannya, serahkan masalah
tersebut kepada Allah SWT. Jika telah diupayakan dengan kerja keras dan
segala upaya, namun masalah itu tetap tak ada jalan keluar, maka hanya
Allah tempat kita mengadu. Insya Allah, Allah akan menunjukkan jalan
keluar yang terbaik.
Pada umumnya manusia memiliki tiga kelemahan
yang merupakan sifat dasar manusia, yaitu khilaf, dhaif (lemah) dan
nafsu. Ketiga sifat ini membuat manusia sering berbuat kesalahan. Namun
kadangkala kesalahan kecil, tanpa disadari bisa berdampak besar. Di
lingkungan kerja, kesalahan bisa menyebabkan kekesalan yang pada
akhirnya menyebabkan suasana tidak nyaman dan prestasi kerja menjadi
menurun.
Siapa pun manusia di dunia ini, sehebat apapun dia, pasti
pernah berbuat kesalahan. Tak ada manusia yang sempurna. Karena itu
wajar manusia melakukan kesalahan. Tugas kita adalah memberi maaf dan
meminta maaf. Nabi Muhammad SAW dalam salah satu haditsnya mengatakan
ciri-ciri orang masuk surga adalah memaafkan kesalahan orang lain setiap
malam menjelang tidur.
Jika semua persoalan telah diselesaikan
dengan baik, bekerja dengan ikhlas dan semua kesalahan telah dimaafkan
dan telah meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan, maka tak ada
alasan masih banyak masalah yang membebani pikiran kita. Hidup terasa
nyaman, beban pikiran terasa ringan, kita bisa bekerja dan berpikir
dengan tenang. Benar apa yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW, orang yang
memaafkan kesalahan orang lain, akan memperoleh surga.
Dalam
kenyataannya, tidak hanya surga di akhirat kelak yang bisa kita peroleh
tetapi, tetapi juga surga di dunia. Mereka yang bersikap pemaaf dan
bekerja dengan ikhlas mendapatkan ketenteraman hidup di dunia. Makan
enak, tidur nyenyak, tak ada dendam dan sakit hati, tak ada beban
pikiran menumpuk di kepala. Itulah surga di dunia.
Kesalahan, baik
disengaja maupun tidak disengaja bisa menimbulkan amarah, dendam dan
sakit hati. Amarah, dendam dan sakit hati jika disimpan akan menjadi
beban dalam pikiran. Makin lama makin banyak dan terus bertumpuk-tumpuk.
Seperti virus dalam komputer, virus tersebut terus bertambah banyak dan
bertambah. Akibatnya suatu saat komputer tersebut error, tak mampu lagi
bekerja. Pada manusia hal yang hampir sama juga terjadi. Jika beban
pikiran terus menumpuk, maka suatu saat bisa menimbulkan stress.
Untuk
mengatasi hal tersebut, pada komputer diatasi dengan antivirus.
Antivirus akan mendelete (menghapus) virus-virus yang mengganggu sistem
kerja komputer. Pada manusia antivirusnya adalah “memaafkan”. Memaafkan
akan menghapus (mendelete) semua beban pikiran berupa amarah, dendam
dan sakit hati.
Allah dalam QS. Ali Imran: 133 berfirman,
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa.”
Dan pada QS. Ali Imran: 134,
“(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23686/menghapus-virus-di-pikiran/#ixzz2AT6S5p3S
No comments:
Post a Comment