Tiga Golongan yang Merugi
 25/7/2012 | 07 Ramadhan 1433 H | Hits: 187
Oleh: Ismeidas Makhfiansyah 
dakwatuna.com - Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 Segala
 puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kepada kita ayat-ayat-Nya di
 penjuru langit dan ufuk bumi, bahkan dalam diri kita sendiri. Allah 
ciptakan kepada kita matahari yang mengajarkan kepada kita untuk percaya
 diri dan tepat janji datang di pagi hari dengan sinar yang berseri. 
Allah ciptakan kepada kita juga purnama yang mengajarkan kepada kita 
untuk bersinar lembut dan bijaksana, berani tapi penuh kelembutan, 
lembut tapi penuh keberanian.
Segala
 puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kepada kita ayat-ayat-Nya di
 penjuru langit dan ufuk bumi, bahkan dalam diri kita sendiri. Allah 
ciptakan kepada kita matahari yang mengajarkan kepada kita untuk percaya
 diri dan tepat janji datang di pagi hari dengan sinar yang berseri. 
Allah ciptakan kepada kita juga purnama yang mengajarkan kepada kita 
untuk bersinar lembut dan bijaksana, berani tapi penuh kelembutan, 
lembut tapi penuh keberanian.
Shalawat dan salam tak lupa kita 
sanjungkan ke hadirat Nabi Besar Muhammad SAW. Rasul yang mengajarkan 
kepada kita bagaimana menghadapi kehidupan yang begitu berat, ujian yang
 begitu dahsyat, dan cobaan yang begitu hebat dengan senyuman, dengan 
ketenangan, dengan keikhlasan yang bermodal dari keyakinan.
Manusia itu yang penting ketulusannya, bukan kemulusannya, tulusnya bukan fulusnya, budi pekertinya bukan body
 pekertinya. Rasul pernah mengingatkan kepada kita, khawatir Rasul 
jangan sampai apa yang kita miliki tidak ada gunanya. Untuk itu Rasul 
berkata, “Ya Allah lindungilah aku dari ilmu yang tidak ada manfaatnya.”
Jadi,
 semakin pintar bukan semakin benar, semakin pintar semakin kebelinger. 
Makin mengerti ilmu bukan makin lurus, makin rajin korupsi. Semakin 
banyak titelnya, bukan makin rendah hati, makin tinggi diri ilmu yang 
tidak ada gunanya.
Bahkan Rasul pernah mengingatkan tentang sebuah hadits, “Itu adalah tiga golongan yang pertama kali Allah ciptakan untuk Allah siksa di hari kiamat.” Siapakah mereka? Yang manfaatnya tidak ada karena tidak tulus, tidak ikhlas.
Di
 antaranya yang masuk pertama kali ke neraka adalah orang yang mati di 
jalan Allah. Ketika dia dimasukkan ke dalam neraka, dia berkata, “Ya 
Allah bukankah aku dulu berjihad di jalan-Mu? Aku membela agama-Mu, aku 
berperang dan mati dalam membela agamaMu.” “Engkau dusta. Engkau 
berperang supaya dianggap berani. Supaya dianggap jadi pahlawan.”
Jadi
 hati-hati kalau kita beramal supaya kelihatan orang, supaya dianggap 
hebat, supaya dianggap berani, supaya dianggap pahlawan. Bahkan mujahid 
Allah dikatakan Anda dusta, ditarik mukanya disungkurkan ke dalam 
neraka. Itulah akibat orang-orang yang suka cari popularitas, suka 
mencari tepuk tangan orang lain, dan kemudian bangga di hadapan orang 
lain.
Golongan kedua adalah orang penghafal Al Quran. Dalam surat 
lain disebutkan orang yang ahli agama. Dia termasuk pertama kali 
dimasukkan ke neraka di hari kiamat. “Ya Allah bukankah aku dulu belajar
 agama supaya aku bisa mengajarkan agama di jalan-Mu?” “Engkau dusta. 
Engkau belajar agama supaya bisa dianggap pintar. Engkau belajar agama 
supaya bisa dianggap alim. Engkau belajar agama supaya dihormati orang 
lain.” Oleh karenanya orang-orang yang belajar agama tapi niatnya bukan 
karena Allah SWT, tempatnya di neraka. Niatnya bukan untuk Allah, tapi 
untuk bangga-bangga dan kesombongannya.
Kemudian golongan ketiga 
adalah orang-orang yang banyak sekali hartanya dimasukkan ke dalam 
neraka. “Ya Allah, bukankah aku berbagi di jalan-Mu, aku memberi di 
jalan-Mu?.” “Engkau dusta. Engkau memberi supaya dianggap dermawan. 
Engkau memberi supaya dianggap orang kaya. Engkau memberi supaya 
dianggap orang yang paling mukhsin, paling baik kepada orang lain.”
Orang-orang
 seperti itu adalah orang-orang yang tidak ikhlas. Makanya Allah 
mengingatkan “Barangsiapa yang ingin kelihatan orang, Allah perlihatkan 
aibnya. Barangsiapa yang ingin kedengaran aibnya, Allah perdengarkan 
aibnya.” Hati-hati, riya’ itu merusak amal.
Ada orang yang niatnya bukan karena Allah, padahal kerjaannya ibadah. Pahalanya hilang. Ada orang thawaf  karena Allah, dia pergi haji. Thawafnya
 pahala dia bawa ke surga. Ada orang thawaf tujuh kali, tidak dapat 
pahala karena dia berputar di sekitar Ka’bah karena dia mencari 
cincinnya yang hilang, istrinya yang hilang, duitnya yang hilang. 
Mendapat pahala? Tidak. Karena niatnya bukan karena Allah SWT.
Dan
 bukan hanya karena itu, amal tergantung dari niatnya. Luruskanlah 
keikhlasan kita. Barangsiapa yang niatnya karena Allah dan Rasul-Nya, 
dia mendapat Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang niat amal sedekahnya 
karena dunia, karena TV, karena mobil, karena ingin kaya, itu dia 
mendapat, dia tidak mendapat Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat 
amalnya karena perempuan yang hendak dia nikahi, maka dia tidak mendapat
 apa-apa di sisi Allah kecuali perempuan itu tadi. Kalau iman di sana 
berarti surga balasannya. Kalau hidup itu perahu mati dermaganya. Kalau 
Allah yang kita tuju insya Allah kita bahagia.  Wallohu A’lam.
Saya Ismeidas Makhfiansyah berzakat di Dompet Dhuafa.
Wassalamualaikum Warohmatullahi WabarokatuhSumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21824/tiga-golongan-yang-merugi/#ixzz21cNxD7WB
 
No comments:
Post a Comment