Wednesday, October 24, 2012


Kisah Pedagang Kambing

 Oleh: abuhikam
"Setelah selesai melayani pembeli, Asep seorang pedagang kambing menghampiri seorang ibu. Dari penampilan sang ibu itu, tampaknya dia tidak seperti mampu atau bertujuan untuk membeli kambing. Tapi pedagang kambing itu sempat jugak menawarkan barang dagangannya kepada si ibu itu.

“Silakan Bu.." Pelawa pedagang kambing.

“Kalau yang itu berapa Bang?” Ia menunjuk kambing yang paling murah.

"Yang itu 600 ribu, Bu"

"Harga sebetulnya, berapa?"

"500 ribu deh. Harga sebegitu untung saya kecil bu, tapi biarlah.."

“Wang saya cuma 450 ribu, boleh nggak?”.

Aduh, Asep Si pedagang kambing berbisik dalam hati: "Itu harga modalnya."
Setelah berfikir dan mengambilkira beberapa perkara akhirnya ia bersetuju, lalu berkata: "Biarlah..boleh”

Atas persetujuan, Asep sanggup menghantar kambing itu kerumah si ibu itu. Ketika sampai di rumah si ibu itu, ia terkejut! Astaghfirullaah al 'azhim. Allaahu Akbar !"

Terasa mengigil seluruh badan Asep ketika melihat keadaan rumah ibu tadi. Dia tinggal bertiga dengan seorang nenek yakni emaknya dan seorang anaknya di rumah gubuk buruk berlantai tanah.

Asep menjenguk dalam rumah kecil itu, tidak ada tempat tidur atau kasur. Yang ada pangkin kayu beralas tikar lusuh. Dan di atas pangkin itu, terdapat seorang nenek tua kurus sedang tidur merengkuk.

“Mak ... bangun Mak. Lihat Umi bawa apa nih," si ibu mengejutkan ibunya dan nenek tua itu bangun dari tidurnya.

"Umi sudah beli kambing qurban buat emak. Nanti kita bawa ke masjid ya Mak..."

Nenek tua itu kelihatan kaget. Sorot matanya terpancar kebahagiaan. Sambil mengelus-ngelus kambing yang baru dibeli itu, nenek tua itu berkata, "Alhamdulillaah .. akhirnya kesampaian juga niat emak untuk berqurban..."

Akhirnya si ibu tadi berpaling kepada Asep dengan wajah kebahagiaan sambil berkata “ Ini wangnya, bang. Ma'af ya kalau saya menawar harga kambing tadi sangat murah. Saya cuma kuli cuci. Telah lama saya mengumpul wang buat beli kambing yang saya niatkan buat qurban emak saya"

Asep Pedagang kambing kaget , bergetar angguta badannya “ Ya Allah , ampuni dosa hamba. Hamba malu berhadapan dengan hamba-MU yang satu ini. Hamba-MU yang ini miskin harta tapi dia kaya iman”.

Seperti bergetar bumi ini setelah Asep mendengar kalimat dari sang ibu itu. "Bang ini ongkos penghantarannya!" katanya.

“Sudah bu, tak apa penghantaranya saya yang bayar," tuturnya.

Ia cepat-cepat pergi sebelum ketahuan sembab matanya dan karena tak sanggup melihat keluarga yang tinggi keimannya dan ia terasa seperti mendapat "teguran" dari Allah Subhanna hu wataaalla.

Cerita ini disesuaikan dari majalah Sabili (edisi online)."



No comments:

Post a Comment