Masihkah Diri Kita Ingin Berbuat Dosa…?
Sebagian ulama menggambarkan kematian dan saat saat menjelang ajal
bahwa rasa sakit yang dialami dalam detik detik sakaratul maut tidak ada
yang mengetahui secara pasti kecuali orang yang pernah mengalaminya.
Bagi yang belupernah mengalaminya hanya mengetahui dengan membandingkan
rasa sakit biasa yang ia ketahui.
Kepedihan naza’ (Saat nyawa dicabut) menghujan pada nyawa itu sendiri
sehingga merasuk ke dalam seluruh bagiannya, keseluruh nadi, saraf,
ruas, rambut, kulit , dan dari ujung kepala hingga telapak kaki.
Kiranya, rasa sakit yang dia lalui pada saat nyawa dicabut dapat
dikatakan lebih dasyat dari syatan pisau, atau gergaji atau cabikan
senjata apapun. Sebab rasa sakit yang diakibatkan senjata atau alat
tersebut datangnya dari adanya nyawa dalam diri manusia.
Maka dapat dibayangkan bagaimana jika yang dicabut dan diambil itu adalah nyawa itu sendiri?
Orang yang terkena senjata tajam dapat berteriak dan menjerit
disebabkan ada kekuatan yang tersisa dalam hatinya dan lidahnya. Akan
tetapi orang yang sedang dalam sakaratul maut terputus suaranya dan
kekuatannya melemah lalu menghilang, sebab kepedihan yang ada telah
mencapai puncaknya dalam hatinya dengan kepedihan yang sangat sehingga
mengalahkan kekuatan pada sekijur tubuhnya. Oleh karena itu, dia tidak
mampu lagi memberi isyarat dengan anggota badannya itu untuk meminta
pertolongan.
Mental pada saat sakaratul maut menjadi hilang oleh karena rasa
sakit, lisan menjadi bisu, organ tubuh menjadi lemah, seandainya mampu
bereaksi, orang yang sedang dalam keadaan menjelang ajal akan
mengeluarkan suara rintihan dan jeritan serta reaksi lainnya, akan
tetapi dia tak mampu melakukan.
Kekuatan tersisa pada saat naza’ hanya mampu memberikan isyarat
berupa suara yang tersendat dalam tenggorokan dan dadanya, raut mukanya
berubah, rasa sakit merata di sekujur tubuh menjalar ke bagian atas
keningnya, lidah memendek tertarik kedalam, kuku jari jarinya memucat,
lalu seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi lagi secara perlahan.
Pertama tama kedua kakinya menjadi dingin kemudian kedua pahanya, Masing
masing organ tubuh mengalami sakaratul maut demi sakaratul maut dan
derita demi derita hingga mencapai tenggorokan. Pada saat itu
pandangannya terputus dari dunia dan keluarganya. Pintu taubat pun
tertutup dan sia sia lah penyesalan dan keluhan serta ratapan…
Membaca uraian ini, masihkan diri kita ingin berbuat dosa …?
Khalid bin Abdurrahman Asy Syayi – Detik Detik Menjelang Ajal
No comments:
Post a Comment