Sunday, January 6, 2013

Berani Bermimpi Besar

  Oleh: Yoeandha -
YoeandhaKenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan kenyataan esok hari adalah mimpi hari ini. (Imam Syahid Hasan Al Banna)
Ilustrasi (templates.com)
Ilustrasi (templates.com)

dakwatuna.com - Setiap orang pasti memiliki impian. Setiap orang memiliki sesuatu yang ingin didapatkannya, hal yang sangat ingin dimilikinya atau sesuatu yang sangat ingin dilakukan. Keinginan yang amat sangat itulah dapat disebut impian. Dan impian akan membuat seseorang memiliki gairah hidup. Impian seseorang akan menjadi motivasi baginya dalam melakukan sebuah pekerjaan. Semangat seseorang akan tumbuh semakin besar seiring dengan kekuatan motivasi yang timbul dari impian seseorang.

Seberapa besar mimpi seseorang akan mempengaruhi sekuat apa tekad dan usaha yang dilakukan orang tersebut. Kita telah belajar bagaimana orang-orang besar itu lahir dan tumbuh dari mimpi-mimpi besar yang mereka miliki. Orang-orang besar yang pernah tercatat dalam tinta emas sejarah kehidupan manusia menjadi begitu dikenal ketika mereka mampu meraih mimpi-mimpinya. Bukan sekadar mimpi biasa tapi mimpi yang sangat besar yang bahkan bagi sebagian manusia dianggap tidak masuk akal.

Berikut adalah contoh nyata bagaimana mimpi besar seseorang akan menghantarkannya pada keberhasilan. Yaitu kisah tentang Syaikh Abdurahman As-Sudais imam Masjidil Haram. Ibu dari Syaikh Abdurrahman As-Sudais yang kini menjadi imam Masjidil Haram. Bagaimana sang ibu menanamkan dan mengarahkan mimpi besarnya itu kepada anaknya. Bagaimana sang ibu dalam hari demi hari bersama As-Sudais kecil itu mengingatkannya untuk bisa mencapai mimpinya? Ibunya sering mengingatkan, “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…” “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam Masjidil haram…” Wahai Abdurrahman, jangan malas menghafal kembali hafalan harianmu, bagaimana kamu bisa menjadi Imam Masjidil Haram bila kamu malas? Akhirnya, Syaikh Abdurrahman As-Sudais kini menjadi imam Masjidil Haram. Dan menjadi salah satu ulama besar yang disegani di dunia Islam.

Atau cerita tentang salah satu sahabat Rasul yang memiliki impian untuk syahid dengan cara tertembus panah musuh di bagian lehernya. Dan impiannya tersebut disampaikannya kepada Rasul. Ternyata dalam sebuah peperangan si sahabat tadi mendapatkan apa yang dia impikan yaitu kesyahidan dengan cara terkena panah tepat di bagian yang ditunjukkannya kepada Rasul. Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menceritakan bagaimana orang-orang hebat mampu menjadi besar karena mimpi-mimpi yang mereka miliki.

Kisah di atas merupakan salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada bagaimana mimpi-mimpi yang kita buat akan memberikan energi tersendiri untuk kita dan kita dapat menggapai semua mimpi-mimpi tersebut. Seperti yang disampaikan Imam Syahid Hasan Al Banna bahwa “kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin dan kenyataan esok hari adalah mimpi hari ini” artinya apa yang kita dapatkan sangat ditentukan dengan apa yang kita impikan di hari kemarin. Sangat ditentukan dengan mimpi-mimpi kita. Karena mimpi-mimpi kitalah yang akan menggerakkan langkah kaki kita untuk berjalan. Mimpi kitalah yang menjadi bahan bakar untuk membakar semangat dalam menjalani kehidupan. Tanpa mimpi kita bagaikan mayat hidup yang tidak tahu ke mana tujuan hidup kita.

Tanpa mimpi kita bagaikan ikan mati yang hanya bisa ikut ke mana arus sungai mengarahkan. Tanpa mimpi kita seorang yang buta yang sedang berjalan dan tidak tahu sedang di mana ia dan mau ke mana ia berjalan. Terus berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas hingga akhirnya kelelahan dan terjatuh. Ya, seperti itulah orang yang hidupnya tidak mempunyai mimpi, tidak memiliki visi dan tidak memiliki cita-cita.

Bangunlah Mimpi mu Wahai Pahlawan…!

Sudah selayaknya seorang pemuda Islam, para pahlawan bagi agamanya memiliki mimpi besar. Mimpi yang akan selalu memberikan semangat bagi kita untuk selalu dan terus menebarkan kebaikan serta manfaat di muka bumi ini. Mimpi besar yang akan membakar semangat kita untuk berbuat sebanyak-banyaknya untuk Allah swt dan Rasul yang sangat kita cintai. Bangunlah mimpi yang bisa menjadi pendorong bagi kita untuk memberikan yang terbai8k bagi satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah swt yaitu Islam.
Imam Syahid Hasan Al Banna telah menggoreskan mimpi-mimpi yang seharusnya ada dalam benak setiap kaum muslim. Mimpi yang seharusnya menyesaki dada setiap orang-orang yang beriman. Sehingga otak dan hatinya dipenuhi dengan pikiran bagaimana untuk meraih semuanya. Mimpi-mimpi yang dibuat secara bertahap, mulai dari bagaimana seorang muslim harus dapat memperbaiki diri sendiri (islahul li nafs), Takween Bait Muslim (membentuk keluarga Islam), Irsyadul Mujtamak (memimpin masyarakat ), Tahrirul watan (membebaskan negara), Islahul hukumah (reformasi hukum), I’adah Al-kiyan ad-dauli (mengembalikan eksistensi negara), Ustaziyatul alam (mahaguru dunia).

Setidaknya mimpi-mimpi itulah yang ada dan memenuhi kepala umat muslim. Sehingga bagi orang-orang yang ingin menjadi bagian dalam sejarah kebangkitan Islam, kepalanya akan dipenuhi dengan pikiran bagaimana mencapai semua mimpi tersebut. Tindakan yang dilakukan dalam kehidupan keseharian selalu mengarah kepada jalan-jalan untuk meraih mimpinya secara bertahap. Mulai dari bagaimana memperbaiki dirinya sendiri hingga bagaimana menjadi Ustaziyatul alam.

Tentu saja mimpi-mimpi besar yang telah digoreskan oleh Imam Hasan Al Banna tersebut akan bermuara ke sebuah mimpi yang jauh lebih besar lagi. Yaitu keridhaan dari Allah azza wajalla. Dan sejatinya inilah yang menjadi mimpi yang paling besar dan paling utama bagi setiap umat Islam. Inilah mimpi yang telah menjadi motivasi terbesar bagi pahlawan-pahlawan Islam yang pernah ada dalam sejarah dunia.

Kenapa seorang Mushab bin Umair mau meninggalkan segala kemewahan hidup dan memilih hidup dalam kekurangan? Itu tidak lain karena mushab sedang mengejar mimpi terbesar dalam hidupnya yaitu keridhaan Allah swt dan surga tentunya. Atau seorang Bilal bin Rabbah mampu menahan siksaan yang amat sangat berat demi mempertahankan aqidahnya karena ia tahu bahwa untuk mendapatkan mimpinya penyiksaan itu harus mampu ia lewati. Dan mimpi untuk meraih keridhaan Allah swt yang membuat sumayyah lebih memilih untuk mati daripada menukar aqidahnya dan kembali dalam kekafiran.

Rasulullah saw dalam mentarbiyah sahabat-sahabatnya untuk menjadi pahlawan bagi agama pun memulainya dengan membangun mimpi-mimpi besar para sahabat. Bagaimana begitu banyak ayat-ayat yang diturunkan yang menjelaskan tentang keindahan surga. Itulah bagaimana cara Allah swt melalui Rasul mendidik para sahabat sehingga kenikmatan yang ada di dunia ini rela mereka tukar dengan keridhaan Allah swt dan surganya Allah swt. Setiap rasa sakit yang diderita sekejap akan hilang ketika mereka mengingat kembali mimpi mereka. Semangat akan langsung kembali bergelora ketika diingatkan lagi akan mimpi besar mereka.

Sahabat bangunlah mimpi-mimpi besar mu. Bangunlah mimpi-mimpi besarmu karena dengan mimpi besarlah karya-karya besar dapat kau ciptakan. Bangunlah mimpi-mimpi besar mu karena dengan itu semangat yang berlipat-lipat dan terus meningkat akan kau dapatkan setiap harinya. Bangunlah mimpi-mimpi besarmu karena dengannya hari yang kita jalani dapat lebih bermanfaat. Bangunlah mimpi-mimpi besarmu karena dengannya kita akan terhindar dari pekerjaan yang remeh-temeh.

Sahabat, jangan pernah takut untuk menggoreskan mimpi-mimpi besar dalam hidup mu karena dihantui oleh rasa takut untuk gagal. Jangan pernah takut untuk merasakan sakit dalam membangun mimpi-mimpi besarmu. Bahkan jika mimpi-mimpi besarmu mengharuskan mu untuk terjun bebas dari sebuah tebing yang tinggi, maka jangan pernah untuk ragu melakukannya. Karena yakinlah pertolongan Allah akan selalu ada. Yakinlah pertolongan Allah akan datang di saat kita butuhkan.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/26320/berani-bermimpi-besar-2/#ixzz2HAsW6oUY

No comments:

Post a Comment