Hazrat Abu Sa'id meriwayatkan bahawa Rasulullah S.A.W bersabda, "Allah SWT berfirman, 'Jikalau sesiapa mendapati tidak ada masa untuk mengingatiKu dan berdoa kepadaKu kerana sibuk dengan al-Quran maka Aku akan mengurniakan kepadanya perkara yang terbaik yang Aku kurniakan kepada orang yang berdoa kepada Ku.' Ketinggian perkataan Allah SWT ke atas segala perkataan adalah seumpama ketinggian Allah SWT ke atas segala makhluk (ciptaanNya)." (Hadith riwayat Tirmizi, Darimi dan Baihaqi)
Keterangan
Maksud hadith di atas ialah seseorang yang sentiasa sibuk menghafal, mempelajari dan memahami al-Quran sehingga tidak ada masa untuk berdoa maka Allah SWT akan mengurniakan kepadanya sesuatu yang lebih baik daripada yang diberikan kepada orang lain yang berdoa kepadaNya. Suatu perkara yang lumrah di dunia ini adalah apbila ada seseorang yang sedang membahagi-bahagikan kuih dan salah seorang yang layak menerima kuih itu sedang sibuk melakukan urusan bagi pihak si pembahagi itu sendiri sehingga menyebabkan dia tidak dapat hadir untuk mendapatkan bahagiannya, maka sudah tentu bahagiannya akan disimpan terlebih dahulu.
Berkenaan keadaan yang sama seperti hadith diatas, dalam hadith yang lain dinyatakan bahawa Allah SWT akan mengurniakan kepada orang yang sibuk dengan al-Quran pahala yang lebih afdal daripada pahala yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang bersyukur
sumber :
http://www.mukmin.com.my/baca.php?kategori=2&id=1492
Monday, November 29, 2010
DOAKAN UNTUK ORANG LAIN JUGA !!!
Assalamualaikum warahmatullah. Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah dan selawat dan salam untuk Junjungan Rasulullah saw.
Cuaca hari ini mendung tetapi tidak hujan. Terengganu sekarang dalam musim tengkujuh. Musim hujan.
Pagi ini Tok Imam, Masjid Terapung membawa cerita kisah dua orang sahabat karib. Si Ahmad dan Si Ali. Mereka sering menunaikan solat di masjid tetapi berada di lokasi yang berlainan walaupun dalam satu masjid.
Selepas keluar meninggalkan masjid mereka bertanya khabar, apa yang dipohon kepada Allah. Ahmad telus, sering memberitahu apa yang didoakan. Berbeza dengan Ali, bila ditanya oleh sahabatnya, dia hanya senyum tanpa sebarang jawapan. Mungkin sifat kerahsiaannya tinggi. Berbeza dengan Ahmad, bila ditanya akan menceritakannya.
"Pagi ini saya mohon kepada Allah agar memurahkan rezeki saya", lantas disahut oleh Ali, "Mudah-mudahan Allah makbulkan". Keesokannya, selepas solat, seperti biasa Ali dan Ahmad akan berbual bertanyakan soalan yang sama. Ahmad meluahkan rasa syukurnya, kerana doanya dimakbulkan. Majikannya membayarnya bonus.
Hari ini Ahmad berdoa agar Allah memudahkan isterinya bersalin. Lalu disahut oleh Ali. Semuga Allah memudahkannya bersalin. Tetapi bila ditanya apa yang dipohon oleh Ali. Beliau hanya senyum tanpa sebarang jawapan.
Keesokannya, kedua sahabat ini bertemu lagi, dan Ahmad melahirkan rasa syukurnya kerana isterinya telah selamat bersalin.Ali turut bersykur. Ahmad kehairanan dan mempersoalkannya kenapa Ali tidak menyatakan apa yang dipohonnya.
Lantas dengan senyum Ali menyatakan bahawa setiap kali Ahmad menceritakan apa yang didoanya, Ali akan memanjatkan doanya agar Allah mengabulkan doa dan permintaan sahabatnya, itulah sebabnya dia tidak menyatakan apa yang didoakannya.
The moral of the story, yang Tok Imam nak ulas ialah, kadang-kadang kita tidak beritu prihatin terhadap rakan, sahabat handai, adik beradik atau sesiapa sahaja diluar lingkungan kita. Kita terlalu pentingkan diri. Sangat sukar untuk memanjatkan doa untuk orang-orang diluar lingkungan kita. Yang kita pohon adalah untuk diri kita, anak-anak, isteri dan kedua ibubapa kita. Orang lain samada, rakan kita, anak jiran kita, anak murid kita atau adik beradik kita, kita tidak panjatkan doa untuk mereka.
Walhal doa seseorang untuk orang lain adalah sangat mustajab, dengan syarat orang yang didoakan itu tidak tahu bahawa kita mendoakan untuk mereka dengan ikhlas tanpa sebarang balasan.
Tidak rugi kita mendoakan seseorang tanpa pengetahuannya, kerana doa kebaikan itu juga akan kembali kepada kita.Wallahualam.
YB (Yang Bersara) Cg.Syed
Saturday, November 27, 2010
Merayu Allah swt Itu Perlu
i
Oleh Ustadz Samson Rahman
Allah sangat menyukai ucapan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir yang keluar dari bibir hamba-hamba-Nya. Tasbih adalah ekspresi pengkudusan yang mengandung penafian semua kejelekan yang tidak mungkin ada pada Allah yang tidak sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Tahmid merupakan bentuk pujian yang sempurna kepada Allah. Rasulullah pernah bersabda : Sesungguhnya sebaik-baik doa adalah “Alhamdulillah” (HR. Tirmiddzi).
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda :
الحمد لله تملأ الميزان,وسبحان الله والحمد لله تمللآن أو تملأ ما بين السماوات والأرض
Alhamdulillah memenuhi Mizan, dan Subhanallah serta al-hamdulillah keduanya memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi (HR. Muslim).
Sementara Laa Ilaaha Illa Allah adalah sebuah deklarasi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah. Dia adalah kalimat tauhid yang merupakan sebaik-baik dzikir kepada Allah. Kalimat ini merupakan bentuk penafian sifat-sifat uluhiyah dari makhluk dan penetapannya atas Allah karena memang Dialah Yang berhak untuk itu semua, Dialah yang pantas untuk menyandangnya, Dialah yang memiliki itu semua.
Kewajiban kita hendaknya senantiasa menggemuruhkan kalimat-kalimat agung itu dalam detak jantung kita, mengkristalkannya dalam relung hati kita, melantunkannya lewat bibir-bibir kita, memekarkannya dalam perilaku kita semua dan menancapkannya dalam sujud-sujud kita.
Rasulullah pernah bersabda : Ucapan yang paling Allah sukai itu adalah empat : Subhanallah, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar. Tidak ada bahaya darimanapun kamu mulai (HR. Muslim).
Dalam sabdanya yang lain Rasulullah beliau mengatakan : Bagiku mengucapakan Subhanallah, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar lebih aku sukai daripada apa yang disinari mentari.
Tak ada aktivitas yang akan menenteramkan hati dan melembutkan jiwa selain senantiasa ingat dan berdzikir kepada Allah. Tak ada aktivitas yang melegakan jiwa dan menyejukkan nurani selain dzikir kepada Allah. Karena itulah Allah menyeru kepada kita agar kita senantiasa berdzikir pada-Nya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.(Al-Baqarah : 152).
Dzikir kepada Allah adalah surga Allah di dunia. Dia indah dan penuh pesona, menakjubkan dan menentramkan. Di dalamnya ada bunga-bunga wangi yang bisa dihirup jiwa. Maka barang siapa yang tidak pernah menginjakkan kakinya di surga Allah di dunia dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya di surga Allah di akhirat. Dzikir adalah penolong yang melenyapkan kelelahan dan keletihan jiwa dan kehampaan nurani. Dzikir adalah jalan pintas untuk meraih kebahagiaan dan merengkuh kemenangan. Dzikir adalah balsem yang senantiasa memberikan kehangatan ruhani dan sekaligus memberikan kesembuhan jiwa.
Dalam dzikir jiwa menjadi terasa dekat dengan Sangat Mahakasih, merasa teduh dalam naungan cinta-Nya, hangat dalam dekapan kasih-Nya. Para ahli dzikir akan merasa getaran ilahiyah yang mengalir dalam seluruh organ tubuhnya.
Dzikir menyingkirkan awan ketakutan menepiskan kegundahan dan menghadirkan kebahagiaan dan rasa damai. Problema hidup akan ringan terasa. Guncangan jiwa akan luluh sirna.
Dzikir adalah penerang, dzikir adalah penenang, dzikir adalah penyadar dan senjata ampuh pemusnah kesuntukan pikiran, pelenyap tumpukan duka lara. Orang yang berdzikir kepada Allah akan senantiasa bersinar jiwanya, bercahaya tingkah lakunya.
Ketenangan batin tersimpan dalam gema dzikir yang bertalu-talu, dalam denting tahmid yang mendayu-dayu. Dalam kalimat tauhid yang menggebu dan dalam tasbih yang bergelora menghangatkan jiwa.
Dzikir adalah ibadah jiwa dan lidah yang melintasi semua zaman. Ia harus hadir dalam detik-menit-jam-hari-minggu-bulan-tahun hingga kematian menjemput kita. Berdzikirlah dalam keadaan apa saja : berdiri, duduk ataupun terbaring. Kita wajib mengingat-Nya baik saat berada di daratan, di lautan, di padang pasir, di pasar-pasar, di mall-mall, di hotel-hotel bahkan di udara sekalipun. Dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, dalam gelap dan terang, di gunung-gunung dan lembah-lembah. Dzikir harus senantiasa bergema di seluruh nafas kehidupan kita.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.(Al-Ahzaab : 41).
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(Al-A’raaf : 205).
Dzikir itu makanan jiwa yang harus menjadi konsumsi rutin keseharian kita. Tanpanya jiwa kita akan melemah, semangat kita akan mengendur, cita-cita kita hanya menjadi cita pendek dan rendah. Ada kelezatan dalam dzikir yang tidak dimiliki oleh amal-amalnya lainnya. Cicipi dan rasakanlah.
Dzikir adalah penawar racun orang berdosa, sahabat setia orang yang terputus, harta simpanan orang-orang yang bertawakkal, makanan orang-orang yang penuh yakin, hiasan orang-orang yang menyambungkan diri kepada Allah, prinsip orang-orang yang memiliki ma’rifat, hamparan orang-orang yang mendekat dan minuman segar orang-orang yang mencinta.
Dzikir adalah energi hidup seorang muslim dan turbin yang menggerakkan jiwa mereka.
Ibnu Taimiyah pernah mengatakan kepada muridnya, Ibnul Qayyim tentang dzikir ini : Ini adalah makananku, jika aku tidak makan maka habislah kekuatanku.
Hasan Al-Bashri memberikan nasehat kepada kita : Carilah kenikmatan itu dalam tiga perkara : Dalam salat, dalam dzikir, dalam membaca Al-Quran.
Dzikir akan membuka kelapangan dada kita. Dalam dzikir terdapat makna-makan sabar dan tawakkal, terkandung makna ridha dan menyerah. Hanya dengan mengingat Allah jiwa kita menjadi jernih dan pikiran kita akan menjadi bersih. Dengan dzikir kepada Allah langkah ke depan menjadi pasti.
ألا بذكرالله تطمئن القلوب
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d : 28).
Kegelisahan yang melanda banyak orang di zaman tak lebih karena mereka telah melalaikan dzikir. Menyedikitkan tasbih, meminilisir tahmid dan mengerdilkan takbir dalam jejak rekam kehidupan mereka. Orang menjadi rakus karena dia tidak tamak untuk berdzikir. Seseorang menjadi berlumur dosa karena dia lupa bertasbih, dia menjadi angkuh karena kalimat tauhid yang dibacanya tidak lagi menggedor kesadaran dirinya bahwa dia hanyalah seorang hamba..
Kejahatan para penguasa muncul karena mereka jarang bertabsih, pemelintiran agama hadir di kalangan ulama karena tasbih mereka mungkin mulai tak jujur. Tahmid mereka mulai mengendur.
Kecurangan pemimpin bisa saja karena malam mereka tidak pernah berdenyut dengan tasbih dan tahmid, fajar mereka tidak pernah hidup dengan kalimat tauhid.
Maka jadilah mata hati mereka semakin legam, jiwa mereka semakin gosong, pandangan nurani mereka menjadi pendek. Padahal ada waktu untuk merayu Allah di saat fajar akan menjelang, di saat manusia-manusia yang tidak bersemangat pada bergelimpangan pulas menikmati malam. Saat itu ucapan cinta kepada Sang Maha Pencinta harus diungkap. Karena cinta kita akan menarik cinta-Nya, rayuan kita akan membangkitkan cinta-Nya.
Hidup ini harus kita maknai melalui tasbih, tahlil dan tahmid serta takbir kita yang tiada henti. Sampai mati
Friday, November 26, 2010
The story of a blind girl
There was a blind girl who hated herself just because she’s blind. She hated everyone, except her loving boyfriend. He’s always there for her. She said that if she could only see the world, she would marry her boyfriend.
One day, someone donated a pair of eyes to her and then she can see everything, including her boyfriend. Her boyfriend asked her, “now that you can see the world, will you marry me?” The girl was shocked when she saw that her boyfriend is blind too, and refused to marry him. Her boyfriend walked away in tears, and later wrote a letter to her saying. “Just take care of my eyes dear.”
This is how human brain changes when the status changed.
Life is A Gift.
Today before you think of saying an unkind word – Think of someone who can’t speak.
Before you complain about the taste of your food – Think of someone who has nothing to eat.
Before you complain about your husband or wife – Think of someone ho’s crying out for a companion.
Today before you complain about life – Think of someone who went too early to heaven/hell.
Before you complain about your children – Think of someone who desires children but they’re barren.
Before you argue about your dirty house, someone didn’t clean or sweep – Think of the people who are living in the streets.
Before whining about the distance you drive – Think of someone who walks the same distance with their feet.
And when you are tired and complain about your job – Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job.
But before you think of pointing the finger or condemning another – Remember that not one of us are without sin and we all answer to one maker.
And when depressing thoughts seem to get you down – Put a smile on your face and thank — you’re alive and still around
Life is a gift – Live it, Enjoy it, Celebrate it, And Fulfill it.
Help others win
A few years ago at the Seattle Special Olympics, nine contestants, all physically or mentally disabled, assembled at the starting line for the 100 yard dash. At the gun, they all started out, not exactly in a dash, but with a relish to run the race to the finish and win. All, that is, except one boy who stumbled on the asphalt, tumbled over a couple of times and began to cry.
The other eight he/ard the boy. They slowed down and looked back. They all turned around and went back. Every one of them. One girl with Down’s Syndrome bent down and kissed him and said, “This will make it better.” All nine linked arms and walked across the finish line together. Everyone in the stadium stood, and the cheerling went on for several minute
shttp://academictips.org/blogs/moral-tale-the-story-of-a-blind-girl
Komen :
Kadang-kadang manusia yang tidak cukup sifat atau lebih dikenali dengan gelaran OKU lebih berhati mulia berbanding dengan mereka yang cukup sifatnya. Rupa-rupanya kelemahan fizikal lebih menjadikan seseorang itu lebih memahami antara satu lama lain.
Thursday, November 25, 2010
RENUNGAN HARI JUMAAT
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud :
"Orang yang paling menyesal pada hari Kiamat ialah lelaki yang ada peluang menuntut ilmu di dunia tetapi ia tidak mengambil kesempatan menuntutnya, dan lelaki yang mengajar ilmu kepada orang lain; lalu yang belajar darinya mendapat faedah dari ilmu itu sedangkan ia sendiri tidak mendapat apa-apa."
PENJELASANNYA
Hadis ini menggalakkan umat Muslimin supaya menggunakan segala kesempatan hidup di dunia untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang berguna kepada kehidupan keagamaan dan keduniaannya. Dengan ilmu pengetahuan yang betul, dapat dilakukan amalan-amalan ibadah yang betul. Amalan ibadah tanpa ilmu pengetahuan yang betul boleh menjerumuskan seseorang ke dalam bida'ah dan kekeliruan yang merosakkan agamanya.
Disamping itu ilmu pengetahuan boleh membuka ufuk pemikiran dan mendalamkan kesedaran dan keinsafan yang menguatkan keyakinan dan tauhidnya terhadap Allah s.w.t., dan dengan demikian akan meningkatkan darjatnya disisi Allah di hari Kiamat kelak.
Hadis ini juga menggariskan satu panduan yang penting iaitu tujuan belajar ialah beramal sama ada ia seorang pelajar atau seorang guru, kerana amalan itu merupakan nilai ilmu dan nilai seseorang yang berilmu.
Kata pepatah Arab "Ilmu tanpa amal laksana pokok tanpa buah" alangkah ruginya seseorang guru yang tidak mandapat apa-apa guna dari ilmunya sedangkan orang yang belajar darinya memungut keuntungan -keuntungan yang abad
"Orang yang paling menyesal pada hari Kiamat ialah lelaki yang ada peluang menuntut ilmu di dunia tetapi ia tidak mengambil kesempatan menuntutnya, dan lelaki yang mengajar ilmu kepada orang lain; lalu yang belajar darinya mendapat faedah dari ilmu itu sedangkan ia sendiri tidak mendapat apa-apa."
PENJELASANNYA
Hadis ini menggalakkan umat Muslimin supaya menggunakan segala kesempatan hidup di dunia untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang berguna kepada kehidupan keagamaan dan keduniaannya. Dengan ilmu pengetahuan yang betul, dapat dilakukan amalan-amalan ibadah yang betul. Amalan ibadah tanpa ilmu pengetahuan yang betul boleh menjerumuskan seseorang ke dalam bida'ah dan kekeliruan yang merosakkan agamanya.
Disamping itu ilmu pengetahuan boleh membuka ufuk pemikiran dan mendalamkan kesedaran dan keinsafan yang menguatkan keyakinan dan tauhidnya terhadap Allah s.w.t., dan dengan demikian akan meningkatkan darjatnya disisi Allah di hari Kiamat kelak.
Hadis ini juga menggariskan satu panduan yang penting iaitu tujuan belajar ialah beramal sama ada ia seorang pelajar atau seorang guru, kerana amalan itu merupakan nilai ilmu dan nilai seseorang yang berilmu.
Kata pepatah Arab "Ilmu tanpa amal laksana pokok tanpa buah" alangkah ruginya seseorang guru yang tidak mandapat apa-apa guna dari ilmunya sedangkan orang yang belajar darinya memungut keuntungan -keuntungan yang abad
Juru Parkir Sang Pendakwah dan Kaum Bromocorah Kaifa Ihtada
Oleh: Arif Apriansyah
dakwatuna.com – Pada suatu siang yang sangat terik di Jalan Papandayan, ban sepeda motor yang saya kendarai tiba–tiba bocor . Tragedi itu bersamaan dengan kumandang Adzan di beberapa masjid di sekitar Taman Kencana. Setelah beberapa meter dari TKP, saya menemukan tukang tambal ban dan akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke Ekalokasari Plaza. Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 saya dan guru saya ustadz Muhajir harus mencari masjid untuk shalat zuhur. Atas ajakan Abah Ajir (panggilan akrab ustadz Muhajir), saya membelokkan motor memasuki areal parkir sebuah kantor provider telepon selular. Di sinilah bermula dimana saya belajar mengambil hikmah, diawali dengan diperkenalkannya saya oleh abah Ajir dengan sahabat karibnya yang berprofesi sebagai tukang parkir, yang bernama Ishaq. Sebagian orang memanggilnya ustadz Ishaq. Sosok sederhana bersuku Sunda namun pemberani, hanya ALLAH yang ia takuti. Kang Ishaq berjenggot lebat tapi tidak berkumis, memakai kaos bola ditambah rompi dan bercelana panjang di atas mata kaki. Subhanallah kurang lebih dua jam, saya dan abah Ajir banyak belajar darinya; mulai dari bagaimana menghormati tamu, menghadapi hidup dengan bahagia, cara berdakwah sampai kepada pernak-pernik dakwah yang pernah ia alami.
Tugasnya adalah menjadi juru parkir. Kang Ishaq menjalankan tugas MENJAGA berbagai merk mobil ; dari mobil Mercedez Benz sampai mobil odong–odong ; dari motor Herly Parkinson sampai motor butut. Itulah tugas suci para juru parkir yang bisa kita ambil hikmah : MENJAGA AMANAH. Perhatikanlah tukang parkir, ketika mobil mewah atau pun mobil usang datang, sang juru parkir menyambut, menerima, menjaga, mengatur dan mengamankan TITIPAN tersebut. Tapi pada saat SANG PEMILIK kendaraan itu meminta kembali mobil TITIPAN nya, juru parkir itu TIDAK PERNAH MERASA SEDIH apalagi MENAHAN mobil tersebut. Demikianlah kita hidup harus melihat hikmah dari para tukang parkir; MENERIMA, MENJAGA TAPI TIDAK MEMILIKI HAK UNTUK MEMILIKI. Kekayaan, jabatan dan apapun yang melekat pada diri kita adalah KENDARAAN TITIPAN yang dititipkan oleh ALLAH kepada kita, Sang Juru Parkir.
“Unik”, itulah mungkin kesan pertama bagi siapa saja yang baru pertama kali bertemu dengan kang Ishaq, pasalnya ada kebiasaan yang biasa beliau lakukan namun sedikit orang yang melakukannya yaitu mengucapkan takbir kepada orang yang ia kenal ataupun yang tak ia kenal dan tak sungkan-sungkan mengingatkan karyawan perusahaan seluler tersebut dengan kalimat, “udah shalat belum?” dan ia pun sangat garang ketika melihat orang merokok atau makan pada siang hari di bulan Ramadhan, walhasil tidak ada seorang pun yang berani berkeliaran merokok dan makan di area “kekuasaannya”.
Pantas saja banyak orang memanggilnya ustadz, tutur kata hikmah plus lantunan ayat-ayat al-Qur’an yang merdu banyak ia sampaikan saat saya berbincang dengannya. Ada satu pertanyaan yang abah Ajir tanyakan kepada kang Ishaq dan pada saat bersamaan, -tanpa sepengetahuan mereka berdua- saya merekam semua pembicaraan antara kedua sahabat itu. “Kang, apa sih kuncinya bisa tetap terlihat bahagia, meskipun panas tapi akang tetap enjoy dengan profesi akang?” Tersenyumlah kang Ishaq lalu ia berkata, “Sodorkan semua masalah kita semuanya kepada ALLAH, Ya Muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik wa’ala thooatik, Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hatiku untuk istiqamah dan taat pada-Mu, semuanya akan kembali kepada ALLAH dan ALLAH lah sumber kebahagiaan itu.” Dan saya pun tersentuh dengan jawabannya. Lalu abah Ajir kembali bertanya, “Kang, apa kuncinya agar tetap semangat?” Kang Ishaq menjawab, “ATM”, lalu saya bertanya, “apa itu kang ATM ?”, Kang Ishaq menjawab, “Allah Tempat Meminta, beribadahlah kepada ALLAH dan mohonlah pertolongan kepada-Nya, iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”.
Kang Ishaq senantiasa komitmen dengan dakwahnya, segala macam cara yang berisiko ia tempuh, hanya untuk mengajak orang lain kembali kepada ALLAH. Suatu hari di kota Surabaya, Kang Ishaq mencoba berdakwah di tengah kaum bromocorah; ada centeng toko, preman terminal bahkan ada preman di pelabuhan. Puncaknya ketika kang Ishaq harus berhadapan dengan para jago gulat dan panco untuk bertarung dengan syarat apabila kang Ishaq jatuh tersungkur maka kang Ishaq harus menjadi kaum bromocorah tapi sebaliknya kalau mereka yang kalah mereka harus menjadi kaum pengikut mushalla. Kang Ishaq mulai komat-kamit membaca ayat-ayat yang ia yakini dapat mendatangkan ketenangan dalam hatinya dan menyerahkan segala sesuatunya kepada ALLAH al-Qowiyy (Maha Kuat) dan al-Aziiz (maha Perkasa). Pertarungan pun dimulai dan kang Ishaq nyaris tersungkur dan pada detik-detik akhir kang Ishaq membalikkan keadaan, dengan izin Allah ia dapat membuat para bromocorah tersebut tersungkur. Dan akhirnya mereka dengan jantan mengakui ketangguhan kang Ishaq dan menerima syarat menjadi pengikut kaum mushalla. Allahu Akbar!
Cerita lain yang ia sampaikan, suatu hari di daerah pedalaman di Banten, kang Ishaq menyuruh orang ke mushalla untuk shalat berjamaah, namun yang di dapat adalah tantangan adu KANURAGAN oleh jawara Banten. Sama seperti di Surabaya siapa pun yang kalah harus menjadi bagian dari pengikutnya. Kang Ishaq mengambil air putih yang dingin dan membaca doa masuk WC, dengan penuh keyakinan kepada ALLAH, air putih itu diberikan kepada para jawara dan apa yang terjadi ? jawara itu pun kepanasan karena air dingin itu berubah menjadi air panas bi idznillah. Akhirnya si jawara itu menantang kembali ilmu KADIGDAYAAN yang ia miliki dengan menyayat wajahnya dengan silet yang tajam. Dan si jawara itu tidak terluka sedikit pun. Kang Ishaq tidak bergeming, dengan yakinnya ia mengambil batu sekepalan tangan dan membaca doa masuk WC, believe it or not, batu itu hancur seperti tepung terigu. Allahu Akbar!
Alhamdulillah, saya dapat mengambil hikmah dari cerita-cerita yang ia sampaikan, yang awalnya saya nyaris tidak percaya, namun secara perlahan saya mempercayai cerita tersebut karena bahasa wajah, bahasa tubuh dan kekuatan bertutur sangat kuat dan tulus ikhlas tanpa rekayasa karena diselingi ‘ALLAH Hade euy” …. ALLAH AKBAR!
Mutiara akan tetap menjadi mutiara meskipun dalam kubangan lumpur. Kang Ishaq bagaikan mutiara di tengah hiruk pikuk pongahnya dunia, kang Ishaq tetap menunjukkan mutiara tanpa harus menggadaikan nilai-nilai kesucian dakwah yang bisa ditukar dengan “manut kepada mereka yang punya uang”.
Belajarlah, belajarlah dan belajarlah meskipun dari seorang tukang parkir bahkan dari seorang pengayak comberan sekalipun. Likulli sya’in hikmatun, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Balon terbang karena isinya bukan karena warnanya. Janganlah kita terjebak dalam penampilan fisik semata, karena pandangan mata bisa menipu, maka pergunakanlah pandangan mata hati yang jernih dalam melihat segala sesuatu.
Terima kasih, syukron jazakumulloh khoiron katsiron kang Ishaq, semoga ALLAH menjagamu.
” Kelebihan seorang alim dari pada seorang ahli ibadah, bagaikan kelebihanku terhadap orang yang terendah di antara kamu. Sesungguhnya ALLAH dan para MalaikatNYA dan semua penduduk langit dan bumi hingga semut yang di dalam lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan kepada guru-guru yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi)
Wallahu’alam bi ash-ShowabJalan Pajajaran, 28 September 2010. Pukul 13.00-15.0
http://www.dakwatuna.com/2010/juru-parkir-sang-pendakwah-dan-kaum-bromocorah/
Komen :
Begitulah kehidupan ini ibarat sebagai penjaga kereta, bila-bila masa sahaja tuan punya kereta datang untuk mengambil keretanya, kita tak boleh nak tahan, itu hak dia. Begitulah kita dengan Allah, apa yang ada pada diri kita; rumah, kereta, anak, isteri, suami, kekayaan, kekuasaan, jawatan, semuanya adalah milik sementara, bila-bila masa sahaja Pemiliknya (Allah) boleh mengambil balik.
Yang jadi masalah setelah diambil balik, kita kena soal oleh Pemilik sebenarnya, darimana kita dapat, bagaimana cara kita dapat semua itu, kemana kita belanjakan atau gunakan pinjaman yang diberi itu dan utamanya adakah semua itu digunakan untuk mengesakanNYA (Allah).
Akhir sekali, apa sahaja jawatan ataupun kerjaya kita, kerja-kerja dakwah, menyampaikan risalah Allah menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama. Kerja dakwah ini tanggungjawab semua. Sampaikanlah walaupun satu ayat.
Drp. Cgsyed.
Komen :
Begitulah kehidupan ini ibarat sebagai penjaga kereta, bila-bila masa sahaja tuan punya kereta datang untuk mengambil keretanya, kita tak boleh nak tahan, itu hak dia. Begitulah kita dengan Allah, apa yang ada pada diri kita; rumah, kereta, anak, isteri, suami, kekayaan, kekuasaan, jawatan, semuanya adalah milik sementara, bila-bila masa sahaja Pemiliknya (Allah) boleh mengambil balik.
Yang jadi masalah setelah diambil balik, kita kena soal oleh Pemilik sebenarnya, darimana kita dapat, bagaimana cara kita dapat semua itu, kemana kita belanjakan atau gunakan pinjaman yang diberi itu dan utamanya adakah semua itu digunakan untuk mengesakanNYA (Allah).
Akhir sekali, apa sahaja jawatan ataupun kerjaya kita, kerja-kerja dakwah, menyampaikan risalah Allah menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama. Kerja dakwah ini tanggungjawab semua. Sampaikanlah walaupun satu ayat.
Drp. Cgsyed.
Falsafah Solat...
Thursday, January 07, 2010
بسم الله الرحمن الرحيم
Sebelum mendirikan solat kita diperintah membersih badan, pakaian, makan minum dan tempat solat. Falsafahnya supaya kita sentiasa berada di dalam kebersihan, zahir dan batin. Bagaimana kita menghadap Allah nanti sedang perut kita penuh dengan makanan yang haram. Sabda Rasulullah s.a.w "Kebersihan itu sebahagian daripada iman"
Ketika mendirikan solat samada bersendirian atau berjema'ah dimestikan menghadap kiblat. Falsafahnya mesti sekata dalam menuju cita-cita berpandukan al-Quran dan al-Hadith. Firman Allah SWT, "Islam itulah agama yang ku redhai untuk kamu semua" (QS al-Maidah 5:3)
Ketika tegak menghadap kiblat kita diperintah membulatkan keyakinan kita kepada Allah SWT. Pada ketika itu kita dikehendaki membersih jiwa dan ingatan kita tidak kepada yang lain selain daripada Allah. Begitu juga ketika dalam solat hanya Allah sahaja yang mesti diingatkan dengan khusuk. Falsafahnya ialah kita hendaklah membulat tekad dan keyakinan dalam menghadapi satu-satu urusan dengan segala kesungguhan.
Kita hendaklah bersedia, awas dan waspada dengan waktu solat. Bila masuk waktunya tunaikan segera tuntutan solat. Falsafahnya ialah kita mesti sentiasa berdisiplin kepada waktu dalam tiap-tiap urusan. Nabi Muhammad saw memperingatkan kita supaya memenuhi lima masa sebelum tiba lima waktu yang lain: Masa hidup sebelum tiba waktu mati. Masa sihat sebelum tiba masa sakit. Masa lapang sebelum tiba masa sibuk. Masa muda sebelum tiba masa tua. Masa senang sebelum tiba masa papa.
Orang Islam dituntut mendirikan solat jemaah kerana ia merupakan syiar Islam. Dan pahalanya melebihi solat seorang diri dengan dua puluh tujuh derajat. Di sebalik sekian banyak fadhilatnya ia mengandungi beberapa falsafah iaitu bertaaruf, bermahabbah, bertakaful (saling bantu membantu).
Yang dimaksudkan dengan solat jamaah dari segi hukum syarak ialah ujudnya ikatan dan pertalian di antara imam dan makmum. Oleh yang demikian solat jamaah terhasil dengan adanya seorang imam dan seorang makmum. Imam sebagai ketua, memegang pimpinan solat berjemaah. Manakala makmum yang dibelakang imam (menerima pimpinan imam). Falsafahnya ialah supaya orang Islam sentiasa berjamaah.
Imam sebagai ketua dan pemimpin dalam solat jemaah. Para makmum wajib patuh kepada pimpinan imam. Sabda Rasulullah s.a.w, "Sesungguhnya dijadikan imam itu sebagai ikutan, maka oleh sebab itu janganlah kamu menyalahi perbuatannya, maka bila dia bertakbir, maka takbirlah engkau, dan bila dia rukuk, maka rukuklah engkau dan bila dia mengatakan, "Sami'Allahu limanhamidah, maka katalah oleh mu, "Rabbana lakalhamdu" dan bila dia sujud, maka sujudlah kamu" (H.R.Bukhari dan Muslim). Falsafahnya ialah perlu dilantik seorang amir/seorang pemimpin di kalangan orang Islam.
Imam diperingatkan oleh Rasulullah saw dengan sabdanya, "Apabila salah seorang di antara kamu menjadi imam, maka hendaklah diringkaskan solatnya kerana manusia itu ada yang tua, yang kecil, yang lemah dan ada yang mempunyai keperluan lain. Dan apabila kamu solat bersendirian, maka bolehlah dia memanjangkan solatnya sekehendaknya." (H.R.Bukhari dan Muslim) Falsafahnya ialah sebagai seorang pemimpin hendaklah mengambil tahu keadaan nasib rakyat. Rakyat tidak semuanya senang bahkan ada yang susah dan terlantar hidupnya. Makanya hendaklah pemimpin menjaga dan mengurus, memberi kemakmuran dalam negara dan kesenangan kepada rakyat.
Jika makmum mendapati imam melakukan kesalahan dia tidak boleh ditegur dengan bahasa manusia. Sebaliknya hendaklah ditegur dengan tasbih atau dengan menepuk tangan. Sabda Rasulullah s.a.w, "Subhanallah itu untuk lelaki, sedang bertepuk tangan untuk perempuan" (H.R. Jama'ah). Falsafahnya ialah memberi peringatan kepada masyarakat, apabila terdapat kesalahan pemimpin, rakyat berkewajipan menegur demi kebaikan bersama tetapi hendaklah dengan berhikmah.
Kita di tuntut melakukan thumakninah dalam solat. Thumakninah ialah berhenti sebentar ketika rukuk, iktidal, dan ketika sujud. Ia salah satu rukun solat. (Mafhum daripada hadis riwayat Bukhari). Falsafahnya ialah supaya kita sentiasa bertenang dan bersabar dalam menghadapi sesuatu pekerjaan atau perjuangan, tidak boleh terburu-buru kerana terburu-buru itu datangnya dari syaitan.
Solat ubat yang mujarrab bagi mengatasi tekanan hidup dan mencapai kejayaan. Firman Allah SWT, "Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang yang khusuk." (S: al-Baqarah:2:45)
Sujud salah satu rukun fi'li dalam solat. Wajib sujud dengan tujuh anggota iaitu dahi, dua tangan, kedua tapak tangan, kedua lutut dan kedua hujung kaki. Falsafahnya dari segi saikologi, merendah diri di hadapan Allah, mengikis sifat sombong. Dari segi perubatan, melegakan sistem pernafasan dan menggerakkan otot bahu, dada, leher, perut serta punggung ketika sujud dan bangun daripada sujud.
Imam hendaklah memberitahu makmum supaya menegap dan meluruskan saf kerana membetulkan saf adalah sebahagian daripada peraturan solat, menyatukan hati, Allah mengangkat satu darjat orang yang mencelah saf yang kosong, mengurniakan pahala dan mengampunkan dosanya. Falsafahnya supaya umat Islam bersatu padu dalam satu barisan
Setiap waktu solat telah ditetapkan. Firman Allah " Sesungguhnya solat itu adalah kewajipan yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (S:an-Nisak:4:103) Falsafahnya untuk mempastikan bahawa tidak ada pelanggaran hukum dilakukan di antara dua waktu, menghindarkan dari sifat jemu dan memberatkan.
Adanya pembahagian waktu solat falsafahnya ialah supaya kita terus menerus mendapat bekalan baru dari Allah swt. Dan mudah pula melakukannya supaya kita tidak putus bekalan pada setiap waktu dan suasana, di kala dalam aman damai, ketika dalam perjalanan, di waktu sihat maupun di waktu sakit.
Duduk tasyahhud, lalu mengucap salam kepada Rasulullah saw dan kepada diri kita sendiri, kemudian salam kepada seluruh para salihin dan diikuti pula dengan ucapan dua kalimah syahadah memperlihatkan betapa agongnya dan kudusnya suasana ketika dalam solat di mana pada ketika itu kita duduk bersimpuh di hadapan Allah dan Rasulnya dengan dikelilingi pula oleh para salihin. Falsafahnya supaya suasana ketenangan dan ketertiban solat dihayati dalam menempuh kehidupan harian kita.
Penjadualan waktu solat bermula dengan waktu subuh di awal pagi, zuhur di tengah hari, asar di petang hari, maghrib di kala senja dan isya di malam hari. Falsafahnya waktu solat boleh dianggap sebagai fasa kehidupan di mana manusia melalui lima peringat umur sebagai bayi, (subuh) kanak-kanak, (zohor) remaja, (asar) dewasa (maghrib) dan orang tua (isya). Kelahiran dimulakan dengan subuh dan berakhir dengan isyak yang diikuti dengan tidur yang melambangkan saat kematian sebelum dibangunkan semula.
Tertib merupakan rukun solat yang ke-13 atau yang terakhir. Tertib ialah dahulukan yang dahulu dan kemudiankan yang kemudian. Walaupun tertib merupakan rukun terakhir, peraturan tertib berkuatkuasa dari awal sehingga akhir solat. Falsafahnya kerja dan kegiatan mesti disusun mengikut urutannya dengan mendahulukan yang dahulu dan kemudiankan yang kemudian.
Imam hendaklah memberitahu makmum supaya menegapkan dan meluruskan saf kerana ianya sebahagian daripada peraturan solat, menyatukan hati, mengangkat satu darjat orang yang memenuhi saf yang kosong serta mendapat pahala yang besar. Saf yang kosong dicelahi oleh syaitan. Falsafahnya supaya orang Islam bersatu padu dalam satu barisan
Hikmat berbezanya bilangan raka'at dalam solat berfungsi menyeimbangkan ion-ion dalam tubuh kita dan menyebabkan seorang Prof. Fizik di Amerika masuk Islam.
Setiap kali bangun dari tidur badan kita berasa segar setelah berehat beberapa jam kerana badan kita ketika itu mengandungi ion-ion postitif dan negatif yang hampir seimbang. Oleh kerana itu memerlukan sedikit lagi proses pertukaran ion agar kesimbangan penuh dapat dicapai. Oleh sebab itu solat subuh didirikan 2 raka'at.
Setelah bekerja kuat ion kembali tidak stabil kerana tubuh kehilangan ion lebih banyak. Oleh itu kita memerlukan lebih banyak pertukaran ion, maka untuk memulihkan keseimbangan ion-ion tersebut maka solat zuhur dikerjakan 4 raka'at
Situasi yang sama turut berlaku di waktu petang. Kerana banyak tenaga telah dikeluarkan maka sekali lagi kita kehilangan ion yang banyak sebagaimana solat zuhur maka 4 raka'at solat asar akan memberikan ruang kepada proses pertukaran ion dengan lebih lama.
Selepas waktu 'asar dan pulang dari kerja tidak banyak kerja-kerja yang memerlukan tenaga dan waktu juga tidak banyak diperlukan maka solat maghrib hanya dikerjakan 3 raka'at adalah lebih sesuai dengan penggunaan tenaga yang kurang berbanding 2 waktu sebelumnya.
Mengapa Allah mensyariatkan solat Isya' 4 raka'at padahal tenaga waktu itu tidak banyak diperlukan. Tetapi kita harus ingat kita digalakkan mendirikan qiyamul lailill sepertiga malam maka untuk menstabilkan ion badan maka solat isya' dikerjakan 4 raka'at akan menstabilkan ion dalam badan.
Bernafas ketika sujud boleh: Membetulkan kedudukan buah pinggang yang terkeluar sedikit dari tempat asalnya, membetulkan pundi peranakan yang jatuh, melegakan sakit burut, mengurangkan sakit senggugut ketika haid, melegakan paru-paru daripada ketegangan, mengurangkan kesakitan bagi pesakit apendiks.
Sujud salah satu rukun fi'li solat. Wajib sujud dengan tujuh anggota iaitu dahi, dua lutut, dua tapak tangan dan dua hujong jari. Falsafahnya dari segi saikologi, merendah diri di hadapan Allah dan mengikiskan sifat sombong.
Dari segi perubatan; menggerakkan otot bahu, dada, leher, perut serta punggung ketika sujud dan bangun daripada sujud menjadikannya lebih kuat, melancarkan perjalanan darah, mengimbangkan lingkungan bahagian belakang tubuh, organ otak menerima banyak bekalan darah dan oksigen dan lain-lain lagi.
Sekian, moga ada manfaat.
Mencari ilmu lebih utama daripada menunaikan ibadah solat sunnah - Imam As-syafiee
Wednesday, November 24, 2010
HINDARKAN DIRI DARIPADA YANG HARAM
Semalam waktu Maghrib, Ustaz Rashid membaca beberapa potong hadist berkaitan dengan Hari Kiamat. Panjang huraiannya, Cuma yang saya sangat teringatkan ialah satu kisah yang menarik yang disampaikan oleh Ustaz Rashid untuk dikongsikan bersama pagi ini ialah kisah seorang pemuda yang bertaubat daripada kerja mencuri.
Suatu hari dalam masjid Madinah, Baginda Rasulullah saw memberi tazkirah berkaitan dengan menghindarkan diri daripada benda yang haram, maka Allah akan permudahkan untuk mendapat yang halal.
Dalam masjid tersebut terdapat seorang pemuda yang sudah menyesal dan mahu bertaubat daripada kerjayanya yang suka mencuri. Lantas pada malam itu beliau bersolat taubat, berzikir dan memohon keampunan daripada Allah. Apabila waktu sudah lewat tengah malam, dia terasa lapar yang amat sangat. Akhirnya dia keluar dari masjid dengan tujuan untuk mencuri makanan. Kebetulan dia berjumpa sebuah rumah lalu menceroboh masuk ke dapur rumah tersebut. Apabila dia menyelongkar dapur tersebut didapatinya ada makanan, tetapi apabila dia ingin memakannya, tiba-tiba dia teringat pesanan Rasulullah saw supaya menghindarkan benda yang haram, lalu dia meninggalkan makanan tersebut dan terus masuk ke ruang tamu, didapati ada barang kemas, mula-mula hatinya ingin mengambilnya tetapi dia teringat pesanan Rasulullah saw. Niatnya dibatalkan.
Kemudian dilihatnya pintu bilik terbuka dan terdapat seorang wanita yang cantik sedang tidur keseorangan. Terdetik dihatinya untuk melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap wanita tersebut, tetapi apabila teringatkan pesanan Nabi saw supaya menghindakan yang haram, lalu dia meninggalkan rumah sihamba Allah tersebut tanpa mengambil sesuatu pun.
Keesokan harinya wanita tuan punya rumah tersebut perasan bahawa rumahnya dimasuki orang, tetapi tiada apa-apa yang hilang. Dengan perasaan risau dan bimbang lantas wanita tersebut menuju ke masjid untuk bertemu Rasulullah saw. Dalam pertemuan tersebut wanita itu meluahkan kebimbangannya kepada Rasulullah saw dan meminta dicarikan seorang suami untuk menjaga keselamatannya.
Kebetulan waktu itu pemuda tersebut ada sedang duduk dalam masjid tersebut. Baginda memanggil beliau dan bertanyakan dia berasal dari mana dan apa pekerjaannya. Pemuda tersebut memberitahu bahawa dia baru datang ke Madinah, isterinya telah meninggal dunia dan dia tiada tempat tinggal serta tiada pekerjaan.
Rasulullah saw bertanya pemuda tersebut samaada ingin bernikah dengan wanita tersebut, dia bersetuju dan wanita tersebut juga bersetuju. Diringkaskan cerita, beberapa ketika kemudiaan pemuda tersebut datang menemui Rasulullah saw dalam keadaan menangis teresak-esak. Pemuda tersebut kesal dan insaf setelah sampai di rumah wanita yang baru dikahwininya, dia terkejut kerana itulah rumah yang dia ceroboh malam tadi.
Lantas Rasulullah saw mengingatkan lagi pesannya ”SEKIRANYA KITA MENGHINDARKAN DIRI KITA DARIPADA YANG HARAM, ALLAH AKAN PERMUDAHKAN KITA UNTUK MENDAPAT BENDA YANG HALAL”
Kisah ini patut dijadikan iktibar kepada kita semua, agar menghindarkan diri kita daripada mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Kalau kita makan gaji pastikan gaji yang kita terima benar-benar bersih, waktu bekerja yang cukup, tidak ponteng, tidak buang masa bersembang di kedai-kedai kopi, ataupun buat kerja sampingan lebih diutamakan daripada kerja wajib. Dibimbangi hasil pendapatan tersebut akan menjadi darah daging anak-anak dan isteri kita. Bila keadaan ini terjadi, kemungkinan besar pelbagai masalah bakal dihadapi. Anak-anak akan menjadi degil, susah mendengar kata, rumah tangga sentiasa tidak tenteram, macam-macam masalah baka dihadapi.
Kita terlalu sensitif dengan makanan yang Haram, tetapi tidak peka terhadap hasil pendapatan yang diperolehi yang tidak setimpal dengan kerja buat kita. Hati-hatilah, kerana setiap daging yang terjadi daripada sumber yang haram, layaklah dia untuk bakaran api neraka. Akhir sekali marilah kita renungi 3 soalan utama di Padang Mahsyar;
Tentang UMUR bagaimana kita menghabiskannya???
sepanjang mana umur kita maka sepanjang tempoh itulah kita akan ditanya
samada kita telah memanfaatkan umur kita atau kita banyak membazirkannya
dengan perkara2 kurang manfaatnya. Berapa banyak amal kebajikan kita, ibadat kita atau maksiat kita lakukan.
Tentang HARTA ke mana kita sumbangkannya???
sebanyak mana harta yang kita kumpulkan maka sebanyak itulah nanti yang
akan diperiksa dan dianalisis untuk mengetahui samada kita telah benar2
memanfaatkan harta kita pada jalanNYA atau kita hanya bazirkannya pada
perkara2 kurang berfaedah. Banyak mana sumbangan harta kita kepada perjuangan Islam atau hanya pembaziran semata-mata.
Tentang ILMUmu sejauh mana kita amalkan dan sebarkannya???
Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah, jika kita hanya menyimpan ilmu tanpa ingin untuk luaskannya maka tunggulah balasan dariNYA kerana orang yang berilmu mempunyai pilihan samada nanti dia akan dimasukkan ke Neraka atau ke Syurga disebabkan oleh ilmunya.
Wallah hualam.
Tuesday, November 23, 2010
HOME MADE CHOCOLATE TRAINING
Peluang buat business di rumah, untuk menambahkan pendapatan sampingan. Permintaan terhadap chocolate sangat lumayan, sehingga tidak terlayan.
Hari sabtu ini, 27 November 2010, Kak Pah akan mengendalikan kursus sehari cara-cara membuat chocolate di rumah saya. Sesiapa yang berminat bolehlah hubungi kami di talian 0199861952 atau 0199392959. Masa berkursus bermula jam 9.00 pagi hingga 4.00 petang. Makan minum disediakan, begitu juga segala bahan dan peralatan membuat chocolate disediakan oleh penganjur.
Bayaran menyertainya hanya RM100.00 seorang sahaja. Paling murah dalam dunia. Jangan lepaskan peluang, penyertaan sangat terhad.
Cgsyed : dah bersara ni, kena buatlah kerja-kerja sambilan untuk menambah pendapatan.
Hari sabtu ini, 27 November 2010, Kak Pah akan mengendalikan kursus sehari cara-cara membuat chocolate di rumah saya. Sesiapa yang berminat bolehlah hubungi kami di talian 0199861952 atau 0199392959. Masa berkursus bermula jam 9.00 pagi hingga 4.00 petang. Makan minum disediakan, begitu juga segala bahan dan peralatan membuat chocolate disediakan oleh penganjur.
Bayaran menyertainya hanya RM100.00 seorang sahaja. Paling murah dalam dunia. Jangan lepaskan peluang, penyertaan sangat terhad.
Cgsyed : dah bersara ni, kena buatlah kerja-kerja sambilan untuk menambah pendapatan.
Sabar Menanti…..
Published by Hj. Lokman under Perubatan,Perubatan di Kuala Terengganu
Sesungguhnya iman itu terdiri atas dua bahagian: sebahagian yang pertama itu ialah sabar dan sebahagian yang kedua itu ialah syukur. Keduanya ini merupakan dua sifat dari sifat-sifat Allah Ta’ala dan dua nama dari al-asmaa-ul-husnaa, dimana Dia menamakan Diri-Nya dengan nama ash-Shabuur dan asy-Syakuur.Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung “ – Surah Az-Zumaar, ayat 10
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar” – Surah Al-Anfaal, ayat 46
“Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya” – Surah An-Nahl, Ayat 96
Hadith Nabi saw bersabda - “Sabar itu separuh iman”
Ali r.a berkata pula – “Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kapala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran”
Dalam menjalani perubatan selama lebih 10 tahun, banyak pengalaman yang saya hadapi dan kebanyakan pengalaman ini kadang-kadang menguji kesabaran saya. Lebih banyak saya mengubat pesakit, lebih banyak kerenah manusia saya ketemui dan makin meningkat kesabaran saya, insyaallah.
Seorang perawat atau pengamal Perubatan Islam mesti mempunyai sifat kesabaran dan sifat toleransi yang tinggi. Terutama sekali apabila merawat pesakit yang dirasuk jin atau iblis. Pernah saya dipukul, diludah, diberi kata-kata yang menghina saya, difitnah, dimaki-hamun dan banyak lagi perbuatan-perbuatan dari pesakit-pesakit yang boleh menyakitkan hati. Kalau tidak ada sifat kesabaran yang tinggi, sudah lama saya meninggalkan amalan perubatan ini.
Bayangkan selepas satu hari suntuk berkerja di pejabat dari jam 8.30 pagi hingga lewat 6 petang, pulang ke rumah untuk seketika, jam 9 malam saya sudah mula mengubat di klinik saya sehingga jam 3 atau 4 pagi. Setiap malam dari hari Isnin malam hingga Khamis malam di Klinik Gombak saya, tidak kurang dari 50 pesakit mengunjungi klinik saya. Kadang-kadang bila badan sudah terlalu penat dan letih, ini memang menduga tahap kesabaran untuk meneruskan perubatan hingga ke jam 3 atau 4 pagi. Satu malam saya tidur hanya 3 atau 4 jam sahaja
Selalunya pada hari Jumaat malam saya dan adik angkat saya Ashraf Muslim akan pergi ke klinik kami di luar kawasan Kuala Lumpur menaiki kapal terbang atau menaiki kereta. Kami akan pergi mengubat di tempat-tempat seperti Kuala Terengganu, Melaka, Pulau Pinang, Kuching, Kota Kinabalu, Tawau dan Sandakan. Dugaan kami selalunya adalah flight delay dan kesesakan lalu lintas menuju ke Lapangan Terbang. Kalau tidak ada kesabaran, memang kami patah balik kerumah dan berada bersama keluarga.
Mengapa saya menulis perihal ini adalah supaya pesakit-pesakit yang datang untuk berubat dapat memahami keadaan kami yang sebenarnya. Kami terima banyak aduan dari pesakit-pesakit tentang waktu menunggu yang sungguh lama dan ada yang tidak sabar menunggu hingga balik tanpa mendapat rawatan. Selalunya bila kami mengubat, kerana kesuntukan masa, jarang sekali kami dapat bertanya khabar dengan pesakit. Soalan yang sugguh “standard” yang kami akan tanya kepada setiap pesakit ialah “Nama siapa?” dan “Sakit apa?”. Kami faham kalau kami memberi banyak masa yang lama pada seorang pesakit, ia akan memberi “snowball effect” dimana pesakit kemudian akan menunggu lebih lama lagi untuk menanti giliran mereka.
Sebab itu saya merayu kepada semua pesakit agar bersabar menunggu giliran masing-masing. Moga-moga dengan kesabaran itu datangnya rahmat dari Allah swt dan dengan keberkatan dari kesabaran itu maka Allah swt menyembuhkan sakit yang dialaminya.
Di bawah ini saya lampirkan gambar-gambar yang dirakamkan semasa kami mengubat di kediaman sahabat saya Cikgu Syed Othman dan isterinya Cikgu Sharifah di Kuala Ibai, Kuala Terengganu pada hari Sabtu, 20 November 2010. Seramai 210 orang pesakit telah dapat kami rawat pada hari itu. Rawatan bermula pada jam 8.30 pagi Sabtu hingga kami tutup klinik pada jam 2.30 pagi Ahad.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada tuan rumah Cikgu Syed dan Cikgu Sharifah yang menyediakan penginapan dan makanan untuk kami berdua. Fasal bab makan dan minum, syukur kepada Allah saw dimana-mana kami pergi mengubat, rezeki tuhan beri melimpah-limpah dan kami tidak pernah merasa lapar atau dahaga. Mereka juga membantu kami menguruskan pendaftaran, iaitu satu tugas yang sangat mencabar dan menguji kesabaran apabila cuba untuk mententeramkan 200 lebih pesakit yang datang dari pagi hingga malam. Kepada jiran depan rumah, Encik Bakar dan isteri, terima kasih kerana membantu dan juga anak-anak Cikgu Syed yang sangat bersabar dan menolong kami menguruskan rawatan di Kuala Ibai setiap bulan.
Komen Cgsyed:
Baru-baru ini seorang pesakit marah-marah kerana terlalu lama menunggu dan isteri saya tersilap panggil pesakit yang baru sampai dan potong que, apa boleh buat, bila terlalu ramai, kita pun kelam kabut. Semuga Allah memaafkan kami. Insya'Allah kami cuba perbaiki sistem akan datang.
HARGA DAN NILAI SEBUAH PUJIAN
Pada suatu pagi, murid-murid tahun empat meraikan hari jadi guru kelas mereka. Semua murid membawa hadiah untuk guru yang dikasihi. Setiap orang murid menyerahkan hadiah masing-masing. Akhir sekali seorang murid yang dengan pakaian yang comot, daripada keluarga miskin, dengan terketar-ketar membawa sebungkus hadiah yang dibungkus dengan kertas yang kusam menghulurkan hadiahnya kepada guru kelas.
Murid ini anak yatim piatu, miskin. Guru kelas dengan senyum menerimanya dan menggosok bahu anak muridnya tanda penghargaan dan terima kasih. Murid dalam kelas menyuruh guru berkenaan membuka hadiah tersebut.
”Buka .... buka ...buka” tujuannya untuk menghina. Guru kelas dengan penuh sopan membuka hadiah tersebut dan mengeluarkan sebotol air wangi yang tinggal suku sahaja lantas memancutkannya ke bajunya. Kemudian mengeluarkan gelang tangan yang telah usang, lalu menyarung ke tangan kanannya.
Semua murid senyap. Dan akhirnya mereka bertepuk tangan tanda penghargaan.
Peristiwa biasa sahaja kepada guru-guru, tetapi LUAR BIASA bagi murid miskin tersebut. Peristiwa ini telah mengubah sikap, nilai dan semangatnya terhadap masa depannya.
Setelah tamat waktu sekolah, murid tersebut menghampiri gurunya dan mengucapkan terima kasih kepadanya kerana sudi menerima hadiah tersebut. Guru tersebut bertanya mengapa dia memberikan minyak wangi dan perhiasan tersebut kepadanya. Dengan nada sedih, murid itu memberitahu gurunya bahawa barang-barang tersebut adalah kepunyaan ibunya telah meninggal dunia tidak berapa lama dulu.
Dia berkata semenjak ibunya meninggal dunia, dia hampir putus asa dan merancang untuk berhenti sekolah. Itulah sebabnya dia memberikan hadiah itu sebagai tanda kenang-kenangan yang terakhir buat gurunya. Namun selepas guru itu menerima hadiahnya dengan penuh penghormatan, dia telah mengubah niatnya.
Lima tahun kemudian, guru tersebut menerima sepucuk surat daripada muridnya yang pernah memberikan hadiah pada hari lahirnya. Sura tu ditulis, ”Terima kasih cikgu! Saya sudahpun menamatkan sekolah menengah. Semua ini adalah kerana jasa cikgu yang menghargai hadiah saya sewaktu tahun 4 dahulu.”
Tiga tahun kemudian, guru tadi menerima surat lagi daripada bekas muridnya. Dia memberitahu gurunya dia berjaya menamatkan sekolah tingginya kerana guru itu pernah menerima hadiahnya sewaktu tahun 4 dahulu.”
Enam tahun kemudian, guru itu menerima surat dan gambar bekas muridnya sedang menerima ijazah daripada bekas murid yang sama, dan melahirkan hasratnya untuk meneruskan pengajiannya sehingga ke pringkat doktor falsafah (Phd), kerana gurunya menerima hadiahnya.”
Rumusan :
Kata-kata yang membangun dan menghargai seseorang dengan ikhlas mampu memberi kekuatan luar biasa kepada seseorang, seterusnya mengubah hidupnya. Begitulah sebaliknya. Lidah yang kecil dapat mengguris luka yang dalam di hati ataupun menimbulkan harapan hidup yang lebih baik.
Memberi pujian kepada anak-anak murid tak perlu keluarkan wang ringgit. Hanya memerlukan hati yang tulus ikhlas tanpa membezakan mereka.
Terutamanya anak-anak murid yang berada di kelas-kelas yang terkebelakang, mereka memang lambat sedikit daripada penguasaan ilmu pengetahuan, namun keinginan untuk menjadi murid yang berjaya dan cemerlang pasti ada dalam hati mereka. Tetapi kerana kelemahan dalam pelbagai aspek menyebabkan mereka tertinggal.
Sekolah, Jabatan dan Kementerian dan ibubapa sering memberikan ganjaran dan hadiah hanya kepada murid atau pelajar yang cemerlang dalam pencapaian akademik sahaja. Mengapa tidak diberikan hadiah kepada murid-murid yang berada di kelas-kelas yang belakang berdasarkan peningkatan pencapaian mereka daripada yang sebelumnya dengan sekarang. Bandingkan pencapaian dahulunya dengan pencapaian sekarang. Jika ada peningkatan, berilah hadiah galakan. Ini akan meningkatkan HARGA DIRI (Self Esteem) mereka. Mengikut satu kajian, semakin lama anak-anak berada di sekolah, semakin hilang harga diri mereka, disebabkan kata-kata negatif, sumpah seranah, tengking herdik dan sebagainya tohmahan yang mereka terima sewaktu berada di sekolah.
Jadikanlah kisah rekaan diatas sebagai iktibar dan pengajaran kepda kita dalam meningkatkan harga diri anak-anak didik kita. IsyaAllah, mereka bakal membuat kejutan dalam hidup mereka.
(Diubahsuai daripada buku Mencari Makna Hidup tulisan Parlindungan Marpaung)
8.50 pagi
Drp : Cgsyed.
Monday, November 22, 2010
Daripada Head Master (GB) Kepada Health Assistance (PP)
Cikgu memang serba boleh. Jadi tukang sapu, tukang cuci, jurulatih, mengajar, menari, menyanyi, kerani atau apa saja. Itulah uniknya seorang guru. Siapa sangka asalnya pendidik akhirnya jadi pembantu kesihatan.
Itulah tugas pertama saya selepas tiga hari bersara daripada jawatan guru besar. Bermula hari jumaat 19 November 2010, rumah saya dilawati oleh Haji Lokman Abdul Hamid dan Asraf Muslim pengamal Rawatan Perubatan Islam Al Hidayah. Lawatan bulanan yang telah berlangsung hampir 6 tahun lepas. Jadi tugas mendaftar pesakit, melayan pesakit untuk mendapatkan rawatan sudah dijalankan hampir 6 tahun lepas. Tidak kekok, dah biasa. Bezanya dulu saya terpaksa melaksanakan dua tugas, selaku Guru Besar kemudian pembantu perubatan. Sekarang tugas saya sepenuh masa melayani pesakit yang datang untuk mendapatkan rawatan.
Kerja ini memang mencabar, kerana sambutan yang luar biasa daripada pesakit yang melebihi 150 orang sehari.
Pagi jumaat ini sahaja seawal jam 6.30 pagi, pesakit hadir dalam keadaan beratur di hadapan rumah saya untuk menempah nombor bagi urusan temujanji dengan Tuan Haji Lokman. Tempahan melalui telepon atau sms tidak dilayan. Pesakit atau wakil mesti hadir untuk mengambil nombor pagi jumaat bermula jam 7.30 pagi. Pagi itu saya mengeluarkan hampir 90 nombor temujanji. Sementara pesakit untuk rawatan susulan mencecah seramai 160 orang.
Malam sabtu, Haji Lokman serta Asraf dibawa terus ke rumah Pengelola Istana, Dato’ Yasin untuk jamuan makan malam. Hj Lokman agak lewat sampai di rumah saya, kurang lebih jam 11.00 malam. Pesakit sudah mencecah hampir 60 orang sedang menunggu. Haji Lokman dan Asraf hanya mampu merawati sehingga jam 1.30 pagi
Saya tak pasti Haji Lokman mampu melayani meraka seramai itu. Tetapi memang saya faham perasaan Haji Lokman, jika boleh, beliau akan merawat semua pesakitnya walaupun sehingga jam 4.00 pagi.
Pengalaman bulan-bulan lepas, saya terpaksa bersengkang mata sehingga jam 4.00 pagi dua malam berturut-turut. Ini berpunca daripada kehadiran pesakit melepasi angka 200 orang lebih.
Macam-macam penyakit yang dihidapi, ada yang jenis penyakit ”medical” dan ramai juga yang berpenyakit ’gangguan jin dan iblis”.
Seribu satu macam jenis penyakit yang ditemui, saya rasa bersyukur kepada Allah yang masih menganugerah kesihatan kepada saya walaupun usia sudah melepasi setengah abad. Alhamdulillah.
Kehadiran pesakit yang begitu ramai, samada dari Kualta Terengganu, Kuantan, Kota Bahru malahan ada juga yang datang dari Kuala Lumpur untuk mendapatkan rawatan. Perubatan ini menjadikan amalan bacaan ayat-ayat suci al Quran sebagai penawar penyakit. Pesakit diwajibkan membaca ayat-ayat yang diberi sehingga pertemuan seterusnya. Bacaan ayat-ayat suci al Quran di lakukan pada waktu lepas solat Maghrib atau Isyak. Dan yang kedua selelpas waktu subuh atau sebelah pagi sebanyak 3 kali ulangan disertai dengan doa mohon Allah sembuhkan penyakit yang dihidapi.
Sesungguhnya bacaan ayat-ayat suci al Quran begitu hebat manfaatnya. Mukjizat yang Allah kurniakan kepada pembacanya memang luar biasa. Penyakit cancer merupakan penyakit yang paling kritikal mampu disembuhkan dengan terapi menggunakan ayat-ayat suci al Quran.
Jika kita buat analogi, bahawa manusia itu ibarat komputer, pereka dan penciptanya Allah swt, maka kita perlu mengikut program yang disediakan oleh Penciptanya. Jika kita masukkan program yang bukan daripada perekanya , maka komputer tersebut akan menghadapi masalah. Oleh itu untuk mempastikan komputer tersebut berfungsi dengan baik, selamat daripada serangan virus, maka kita kenalah patuhi apa sahaja syarat dan penggunaan berasaskan kepada pereka asalnya.
Yang jadi masalah sekarang, kita pandai-pandai mereka dan mengubah serta mengambil program yang bukan daripada pencipta asalnya. Maka timbullah pelbagai masalah dan krisis yang dihadapi. Sebabnya kita berasa lebih pandai daripada pereka asalnya.
Itulah perangai manusia yang semakin hari semakin lupa kepada Penciptanya, maka semakin banyaklah masalah yang bakal dihadapi. Rumusannya marilah kita amalkan istilah iaitu selalulah ONLINE dengan Allah dalam apa sahaja kerja buat kita, InsyaAllah, Allah akan selesaikan segala permasalahan yang kita hadapi. Wallah hualam.
Cgsyed.
4 kategori manusia tak layak dilantik jadi pemimpin
Oleh Ramli Abdul Halim
2010/11/22
Rasulullah tidak lantik sesiapa minta jawatan, sebalik serah kepada yang ada sifat tanggungjawab
MENYEDARI pentingnya pemimpin dan kepemimpinan, Allah sendiri menyatakan dalam al-Quran empat kategori manusia yang tidak boleh atau haram diangkat menjadi pemimpin, yang tidak termasuk dalam keempat-empat kategori itu dibolehkan.
MENYEDARI pentingnya pemimpin dan kepemimpinan, Allah sendiri menyatakan dalam al-Quran empat kategori manusia yang tidak boleh atau haram diangkat menjadi pemimpin, yang tidak termasuk dalam keempat-empat kategori itu dibolehkan.
Yang diharamkan ialah ialah pertama, orang Yahudi dan Nasrani. Firman Allah yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, jangan kamu jadikan orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin sebab mereka hanya layak menjadi ketua di atas sebahagian daripada mereka. Barang siapa antara kamu menjadikan mereka pemimpin, sesungguhnya ia jadi golongan mereka (Yahudi dan Nasrani). Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” – Al-Maidah:51
Keduanya, orang yang melebihi atau mengutamakan kekafiran daripada keimanan. Dalam hal ini Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu mengambil bapa, saudara kamu menjadi pemimpin jika mereka memilih kafir daripada iman. Barang siapa mengangkatnya menjadi pemimpin daripada kalangan kamu, maka mereka itu adalah zalim.” – At-Taubah:23.
Ketiga, orang yang di luar kalanganmu termasuk dalamnya orang munafik. Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu ambil sahabat yang setia selain daripada golongan kamu, mereka tidak henti-hentinya berikhtiar mencelakakan kamu, mereka itu suka apa yang menyusahkan kamu. Sesungguhnya kebencian telah terbit dari mulut mereka, tetapi apa yang tersembunyi dalam hati mereka adalah lebih besar lagi. Kami telah terangkan kepadamu tanda-tanda jika kamu mahu berfikir. Ingatlah kamu ini mencintai mereka sedang mereka tidak mencintai kepadamu dan kamu percaya kepada seluruh kandungan al-Quran, sedang mereka itu apabila bertemu dengan kamu, mereka mengakui kami beriman, tetapi apabila berpisah, mereka gigit jari mereka lantaran marah bercampur benci kepadamu. Katakanlah kepada mereka: matilah kamu bersama kemarahan kamu itu. Allah mengetahui apa yang ada di dalam dadamu/hatimu.” – Ali- Imran:118-119
Keempat, orang yang mengingkari al-Quran dan hukumnya. Berhubung perkara ini Alah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu jadikan orang kafir itu menjadi pemimpin kamu, padahal mereka bukan daripada kalangan orang mukmin (yang benar), apakah kamu mencari satu alasan yang nyata bagi alasan bagi Allah untuk menyiksamu?” – An-Nisa':144
Rasulullah SAW pula mengingatkan supaya kalangan yang berkehendakkan sesuatu jawatan/menjadi pemimpin hendaklah jangan dilantik kerana ia akan mendatangkan banyak masalah pemimpin itu sendiri dan juga yang dipimpin. Sebaliknya jawatan itu hendaklah diberikan kepada orang yang dipilih daripada kalangan yang tidak berkehendakkan sesuatu jawatan/menjadi pemimpin tetapi ada kebolehan.
Iman Bukhari diriwayatkan berkata bahawa Abu Zar menceritakan kepadanya bahawa beliau (Abu Zar) telah berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, tidakkah boleh Rasulullah melantikku ke sesuatu jawatan.” Lalu Rasulullah menepuk bahu Abu Zar dan bersabda: “Wahai Abu Zar! Engkau lemah. Jawatan itu adalah suatu amanah, ia pada hari kiamat adalah suatu kehinaan dan penyesalan kecuali orang menerimanya kerana berhak dan menunaikan tugasnya dengan betul.”
Dalam Islam, jawatan bukanlah satu hak yang mesti diberi, apatah lagi jika diperoleh melalui apa jua cara bermaksud penjawatnya berkehendakkan jawatan itu seperti melalui sogokkan, bodek dan sebagainya. Sebaliknya jawatan adalah satu tugas, tanggungjawab dan amanah.
Rasulullah tidak memberikan sesuatu jawatan/kepemimpinan kepada orang yang memohon atau orang yang berhasrat untuk mendapatkannya tetapi akan menyerahkan kepada mereka yang cukup layak menjawat sesuatu jawatan/memimpin tetapi tidak berhajatkan jawatan berkenaan.
Imam Al-Hakam meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang melantik menjalankan urusan umat Islam, maka ia melantik seorang tertentu sedangkan ia dapati ada yang lebih baik daripadanya, maka sesungguhnya ia mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.”
Ketiga, orang yang di luar kalanganmu termasuk dalamnya orang munafik. Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu ambil sahabat yang setia selain daripada golongan kamu, mereka tidak henti-hentinya berikhtiar mencelakakan kamu, mereka itu suka apa yang menyusahkan kamu. Sesungguhnya kebencian telah terbit dari mulut mereka, tetapi apa yang tersembunyi dalam hati mereka adalah lebih besar lagi. Kami telah terangkan kepadamu tanda-tanda jika kamu mahu berfikir. Ingatlah kamu ini mencintai mereka sedang mereka tidak mencintai kepadamu dan kamu percaya kepada seluruh kandungan al-Quran, sedang mereka itu apabila bertemu dengan kamu, mereka mengakui kami beriman, tetapi apabila berpisah, mereka gigit jari mereka lantaran marah bercampur benci kepadamu. Katakanlah kepada mereka: matilah kamu bersama kemarahan kamu itu. Allah mengetahui apa yang ada di dalam dadamu/hatimu.” – Ali- Imran:118-119
Keempat, orang yang mengingkari al-Quran dan hukumnya. Berhubung perkara ini Alah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu jadikan orang kafir itu menjadi pemimpin kamu, padahal mereka bukan daripada kalangan orang mukmin (yang benar), apakah kamu mencari satu alasan yang nyata bagi alasan bagi Allah untuk menyiksamu?” – An-Nisa':144
Rasulullah SAW pula mengingatkan supaya kalangan yang berkehendakkan sesuatu jawatan/menjadi pemimpin hendaklah jangan dilantik kerana ia akan mendatangkan banyak masalah pemimpin itu sendiri dan juga yang dipimpin. Sebaliknya jawatan itu hendaklah diberikan kepada orang yang dipilih daripada kalangan yang tidak berkehendakkan sesuatu jawatan/menjadi pemimpin tetapi ada kebolehan.
Iman Bukhari diriwayatkan berkata bahawa Abu Zar menceritakan kepadanya bahawa beliau (Abu Zar) telah berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, tidakkah boleh Rasulullah melantikku ke sesuatu jawatan.” Lalu Rasulullah menepuk bahu Abu Zar dan bersabda: “Wahai Abu Zar! Engkau lemah. Jawatan itu adalah suatu amanah, ia pada hari kiamat adalah suatu kehinaan dan penyesalan kecuali orang menerimanya kerana berhak dan menunaikan tugasnya dengan betul.”
Dalam Islam, jawatan bukanlah satu hak yang mesti diberi, apatah lagi jika diperoleh melalui apa jua cara bermaksud penjawatnya berkehendakkan jawatan itu seperti melalui sogokkan, bodek dan sebagainya. Sebaliknya jawatan adalah satu tugas, tanggungjawab dan amanah.
Rasulullah tidak memberikan sesuatu jawatan/kepemimpinan kepada orang yang memohon atau orang yang berhasrat untuk mendapatkannya tetapi akan menyerahkan kepada mereka yang cukup layak menjawat sesuatu jawatan/memimpin tetapi tidak berhajatkan jawatan berkenaan.
Imam Al-Hakam meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang melantik menjalankan urusan umat Islam, maka ia melantik seorang tertentu sedangkan ia dapati ada yang lebih baik daripadanya, maka sesungguhnya ia mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.”
sumber : Berita Harian 22 Nov.2010
============================================================
Terkadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih Golput. Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Dalam Islam, kepemimpinan itu penting, sehingga Nabi pernah berkata, jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin. Jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin. Sholat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam)
============================================================
Bagaimana Cara Memilih Pemimpin Menurut Islam
Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik. Dalam Al Qur’an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa 4:138-139)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin (mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagiaa yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim ” (QS. Al-Maidah: 51)
“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim” (At Taubah:23)
“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman atau pelindung)” (An Nisaa:144)
“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran:28)
Selain beriman, seorang pemimpin juga harus adil:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “ada tujuh golongan manusia yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, (mereka itu ialah):
1. Imam/pemimpin yang adil
2. Pemuda yang terus-menerus hidup dalam beribadah kepada Allah
3. Seorang yang hatinya tertambat di masjid-masjid
4. Dua orang yang bercinta-cintaan karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah pun karena Allah
5. Seorang pria yang diajak (berbuat serong) oleh seorang wanita kaya dan cantik, lalu ia menjawab “sesungguhnya aku takut kepada Allah”
6. Seorang yang bersedekah dengan satu sedekah dengan amat rahasia, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
7. Seorang yang selalu ingat kepada Allah (dzikrullâh) di waktu sendirian, hingga melelehkan air matanya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5:
Keadilan yang diserukan al-Qur’an pada dasarnya mencakup keadilan di bidang ekonomi, sosial, dan terlebih lagi, dalam bidang hukum. Seorang pemimpin yang adil, indikasinya adalah selalu menegakkan supremasi hukum; memandang dan memperlakukan semua manusia sama di depan hukum, tanpa pandang bulu. Hal inilah yang telah diperintahkan al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah ketika bertekad untuk menegakkan hukum (dalam konteks pencurian), walaupun pelakunya adalah putri beliau sendiri, Fatimah, misalnya.
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)
Dalam sebuah kesempatan, ketika seorang perempuan dari suku Makhzun dipotong tangannya lantaran mencuri, kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama bin Zaid supaya memohon kepada Rasulullah untuk membebaskannya, Rasulullah pun marah. Beliau bahkan mengingatkan bahwa, kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh ketidakadilan dalam supremasi hukum seperti itu.
Dari Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri lalu berkhutbah, dan berkata: ‘Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia diantara mereka mencuri, mereka bebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah mencuri, mereka berikan kepadanya hukum’. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, Dariini, dan Ibnu Majah)
“Sesungguhnya Allah akan melindungi negara yang menegakkan keadilan walaupun ia kafir, dan tidak akan melindungi negara yang dzalim (tiran) walaupun ia muslim”. (Mutiara I dr Ali ibn Abi Thalib) Pilihlah pemimpin yang jujur:
Dari Ma’qil ra. Berkata: saya akan menceritakan kepada engkau hadist yang saya dengar dari Rasulullah saw. Dan saya telah mendengar beliau bersabda: “seseorang yang telah ditugaskan Tuhan untuk memerintah rakyat (pejabat), kalau ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga”. (HR. Bukhari)
Pilih pemimpin yang mau mencegah dan memberantas kemungkaran seperti korupsi, nepotisme, manipulasi, dll:
“Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itulah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)
Pilih pemimpin yang bisa mempersatukan ummat, bukan yang fanatik terhadap kelompoknya sendiri:
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan dalam Al Qur’an :
“ … Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian, orang-orang Muslim, dari dahulu … .” (QS. Al Hajj : 78)
Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir menukil satu hadits yang berbunyi :
“Barangsiapa menyeru dengan seruan-seruan jahiliyah maka sesungguhnya dia menyeru ke pintu jahanam.” Berkata seseorang : “Ya Rasulullah, walaupun dia puasa dan shalat?” “Ya, walaupun dia puasa dan shalat, walaupun dia mengaku Muslim. Maka menyerulah kalian dengan seruan yang Allah telah memberikan nama atas kalian, yaitu : Al Muslimin, Al Mukminin, Hamba-Hamba Allah.” (HR. Ahmad jilid 4/130, 202 dan jilid 5/344)
Ada beberapa sifat baik yang harus dimiliki oleh para Nabi, yaitu: Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Fathonah (cerdas/bijaksana), serta tabligh (berkomunikasi dgn baik dgn rakyatnya). Sifat di atas juga harus dimiliki oleh pemimpin yang kita pilih.
Pilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar-benar berusaha mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Pilih pemimpin yang cerdas, sehingga dia tidak bisa ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.
sumber : http://media-islam.or.id/2009/06/26/bagaimana-cara-memilih-pemimpin-menurut-islam/
Subscribe to:
Posts (Atom)